09 Juni 2025
14:41 WIB
Badan Usaha GP Ansor NU Distribusikan 10 Ribu Ton Minyak Residu Sawit
Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) resmi melepas 10 ribu ton minyak residu sawit ke PT Energi Residu Indonesia. Langkah ini sebagai bagian visi besar kemandirian ekonomi organisasi.
Editor: Khairul Kahfi
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharudin (tengah) dalam acara pelepasan 10 ribu ton minyak residu sawit untuk wilayah distribusi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) di UIN Raden Intan Lampung, Minggu (8/6). Antara/HO-GP Ansor
LAMPUNG - Holding usaha strategis milik Gerakan Pemuda Ansor, Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) resmi melepas 10 ribu ton minyak residu sawit untuk wilayah distribusi Sumatera Bagian Selatan melalui anak perusahaannya, PT Energi Residu Indonesia (Erindo) di UIN Raden Intan Lampung, Minggu (8/6).
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharudin menyambut baik langkah tersebut sebagai bagian dari visi besar kemandirian ekonomi organisasi serta keaktifan membangun kekuatan ekonomi strategis.
"Pelepasan minyak residu sawit ini adalah simbol dari kerja nyata, bukan retorika. Kami ingin Ansor hadir dan memimpin dalam sektor-sektor masa depan bangsa,” ujar Addin mengutip Antara, Jakarta, Senin (9/6).
Baca Juga: Pemerintah Perketat Ekspor Limbah Sawit dan Minyak Jelantah
Pelepasan itu juga disertai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PT Erindo dan perusahaan asal China, Chongqing One Oath Co.Ltd., sebagai bagian dari upaya memperluas kemitraan internasional dalam pengelolaan dan distribusi minyak residu sawit.
PT Erindo merupakan anak perusahaan BUMA yang bergerak di sektor energi terbarukan berbasis minyak residu sawit.
Perusahaan tersebut diinisiasi Pimpinan Wilayah GP Ansor Provinsi Lampung dan menjadi satu-satunya anak perusahaan BUMA yang berbasis di luar Jakarta.
Menurut CEO BUMA Firmana Tri Andika, langkah tersebut menunjukkan komitmen GP Ansor dalam memperkuat ekonomi daerah dan mendekatkan aktivitas bisnis ke pusat produksi komoditas.
Dia juga menekankan, pentingnya ekspansi bisnis itu bagi masa depan BUMA dan kontribusi riilnya bagi ekonomi lokal.
“Erindo adalah bukti bahwa BUMA terus bertumbuh, adaptif, dan progresif," tutur Firmana dalam kesempatan tersebut.
Dia optimistis, Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi simpul logistik energi berbasis sawit sehingga langkah tersebut bukan sekadar bisnis, melainkan bagian dari pergerakan besar membangun kemandirian energi dan ekonomi anak muda.
Sementara itu, Direktur Utama PT Erindo Sutarwi menjelaskan, saat ini perusahaan telah beroperasi dengan kapasitas distribusi 10 ribu metrik ton (MT) per bulan.
"Kami akan meningkatkan volumenya menjadi 30 ribu MT per bulan dalam dua bulan ke depan, yang sejalan dengan rencana ekspansi dan peningkatan kapasitas rantai pasok," ucap Sutarwi.
Dengan inisiatif tersebut, GP Ansor melalui BUMA, terus memperkuat posisi strategisnya dalam sektor energi alternatif berbasis komoditas lokal serta membuka ruang kemitraan global berkeadilan dan berkelanjutan.
Baca Juga: Airlangga Lirik Cangkang Inti Sawit Jadi Sumber Energi Terbarukan
Berdasarkan survei Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM di 2018, limbah kelapa sawit Indonesia dapat menghasilkan total potensi energi listrik mencapai 12.654 mega watt (MW). Potensi ini terbesar terdapat di Sumatera (8.812 MW) dan Kalimantan (3.384 MW).
Setiap pabrik kelapa sawit (PKS) rata-rata menghasilkan 25-30% produk utama berupa CPO (20-23%) dan inti sawit/kernel (5-7%). Sementara sisanya sebanyak 70-75% adalah residu hasil pengolahan berupa limbah. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit berkisar 600-700 liter/ton Tandan Buah Segar (TBS).
Limbah cair kelapa sawit ini kemudian dapat dimanfaatkan menjadi tenaga listrik melalui proses anaerob digestion dengan teknologi covered lagoon atau continuos stirred tank reactor (CSTR). Limbah cair sawit memiliki kandungan organik, kemudian difermentasi dengan bakteri untuk menghasilkan biogas yang mengandung gas methane.