14 Maret 2025
18:55 WIB
ASPI Nilai QRIS TAP Tak Cocok Digunakan Di Tol
ASPI menilai penggunaan QRIS TAP untuk pembayaran tol belum bisa dilakukan. ASPI secara khusus akan mencari solusi terlebih dahulu untuk pembayaran QRIS di tol.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Pengendara mobil melakukan transaksi e-toll saat keluar Gerbang Tol Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/9/2020). Antara Foto/Novrian Arbi/pras/aa.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) secara resmi meluncurkan layanan pembayaran QRIS Tanpa Pindai (QRIS TAP) berbasis Near Field Communication (NFC). QRIS TAP memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel ke mesin pemindai.
Meski dapat digunakan secara luas di kanal-kanal moda transportasi, layanan publik, dan merchant lainnya, namun Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem menegaskan bahwa penggunaan QRIS TAP untuk membayar tol belum bisa dilakukan. Hal itu melihat perilaku dari konsumennya yang tidak cocok.
"Tol possible enggak (pakai QRIS TAP)? Jawabannya possible. Cuman kami melihat behavior-nya enggak cocok. Kenapa enggak cocok? Karena kalau kita mau masuk tol, handphone dikeluar-keluarin terus barangnya enggak sampai, takut handphone jatuh. Mungkin saja enggak akan cocok," jelasnya dalam Taklimat Media di Jakarta, Jumat (14/3).
Baca Juga: KRL Belum Dapat Gunakan QRIS Tap, BI: Cuma Masalah Waktu
Santoso menegaskan, dalam pengembangan sistem pembayaran, juga harus melihat kebiasaan atau perilaku pelanggan. Oleh karena itu, menurutnya, khusus untuk pembayaran QRIS di tol nanti akan dicari solusinya terlebih dahulu.
Untuk saat ini, pembayaran tol dapat dilakukan dengan sistem pembayaran non-tunai atau elektronik melalui kartu e-toll maupun kartu elektronik yang dikeluarkan oleh perbankan seperti Brizzi, TapCash, Flazz, hingga e-Money.
Santoso mengingatkan, sempat akan diimplementasikan transaksi tol nontunai nirsentuh tanpa setop atau Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS). Sementara ini, implementasi penggunaan MLFF masih terus dieksplorasi.
"MLFF itu masih jalan, masih di-explore," ungkapnya.
Menurut Santoso, teknologi MLFF memungkinkan diimplementasi di negara lain. Namun, dia mengakui, investasi MLFF terbilang terlampau mahal.
"Investasinya kemahalan, ya karena itu ditembak gelombangnya. Gelombangnya ditembak ke mobil, apakah ada chip-nya atau ada stiker. Nah setelah itu, merespons balik, nanti bisa menembak langsung rekeningnya," jelasnya.
Baca Juga: Implementasi Transaksi Nirsentuh Di Gerbang Tol Diharap Bisa Lebih Cepat
Bank Indonesia mencatat, implementasi QRIS TAP akan diterapkan secara bertahap hingga akhirnya dapat digunakan secara luas di kanal-kanal moda transportasi, layanan publik, dan merchant lainnya.
Pada tahap awal, QRIS TAP bisa digunakan di beberapa lokasi layanan transportasi, parkir, rumah sakit, serta ritel dan UMKM.
QRIS TAP dapat digunakan antara lain di Stasiun MRT Bundaran HI dan Stasiun MRT Lebak Bulus, Transjakarta (terbatas pada Royaltrans), DAMRI (terbatas pada JR Connexion Jabodetabek), merchant parkir, serta rumah sakit di antaranya RSUD Tarakan, RSCM Kencana, dan RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika.
Pada tahap selanjutnya, implementasi QRIS TAP akan diperluas ke seluruh stasiun MRT, Transjakarta, LRT Jakarta dan Jabodebek, perluasan ticketing DAMRI, KRL (rute Jabodetabek dan Jogja-Solo), Teman Bus, dan perluasan secara berkelanjutan pada merchant lainnya.