c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Januari 2023

16:08 WIB

Aspakrindo: Kripto Sangat Redup pada 2023

Setelah menunjukkan tanda-tanda redup tahun lalu, Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) mengindikasikan 2023 sebagai tahun teredup bagi kripto.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Aspakrindo: Kripto Sangat Redup pada 2023
Aspakrindo: Kripto Sangat Redup pada 2023
Ilustrasi diagram kenaikan harga uang kripto. Shutterstock/dok

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda menyebut kripto akan redup pada 2023.

"Terakhir saya dapat info dari orang yang memang sudah lama di industri kripto global memang terjadi peredupan di dalam perdagangan kripto," katanya usai penandatangan PKS dengan Bappebti, dikutip Jumat (6/1).

Dia menuturkan, tidak hanya di Indonesia, peredupan juga terjadi secara global. Ia menjelaskan tahun 2022 lalu perdagangan kripto menunjukkan tanda-tanda redup, sedangkan tahun ini akan berada di fase 'sangat redup'.

"Namun seperti yang kita tahu nantinya di 2024 akan menjadi momentum penting karena akan ada halving bitcoin," imbuhnya.

Baca Juga: Mengenal Bitcoin Halving Day Yang Terjadi 4 Tahun Sekali

Dia menuturkan, tren yang menjadi sejarah ini membantu mendongkrak optimismenya terkait kripto. Dia menilai Bitcoin justru menarik untuk dilirik karena berpotensi akan mengalami kenaikan harga karena akan memasuki bitcoin halving day berikutnya. 

Halving day merupakan pengurangan pasokan Bitcoin sebanyak setengah di mining yang terjadi setiap empat tahun sekali. Halving day juga membuat harga Bitcoin bisa naik karena terbatasnya supply dan meningkatnya demand.

"Halving Bitcoin itu pergerakannya akan ada di beberapa bulan setelah halving, jadi histori halving bitcoin itu pergerakannya 6-12 bulan setelah itu berlangsung. Harga akan naik, jadi kalau tidak salah saya perkirakan itu akan terjadi di Maret atau April 2024. Maka pergerakan itu ada 6 bulan sebelumnya dan 6 bulan setelahnya," jelasnya.

Demikian ia menegaskan secara historis Aspakrindo tetap menyambut optimistis perdagangan kripto di global memiliki animo yang sangat luar biasa. Namun ia juga mengakui kripto itu tidak bisa lepas dari sistem, terutama ekonomi secara global.

"Kami memang melihat ada pengaruhnya terhadap gejolak global. Tetapi kalau kemudian kita melihat, beberapa negara optimis untuk keberlangsungan kripto begitu juga kami," ucapnya.

Baca Juga: Setelah Gagal pada 2022, Bappebti Targetkan Bursa Kripto Rampung 2023

Di Indonesia sendiri, menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan hingga November 2022, pelanggan terdaftar aset kripto nasional telah mencapai 16,55 juta orang, jumlah ini lebih banyak sekitar 5,35 juta orang dibanding tahun sebelumnya (11,2 juta orang).

Berdasarkan demografinya, sekitar 48% pelanggan aset kripto nasional berusia 18-35 tahun. Dengan rata-rata nilai transaksi sekitar 70%-nya di bawah Rp500.000. Global Webindex (GWI) mencatat, persentase pengguna internet Indonesia yang memiliki aset kripto ada sebanyak 16,4%.

Nilai transaksi kripto dari Januari hingga November 2022 pun mencapai Rp296,66 triliun, atau turun sekitar 65% dari peridode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp859,4 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar