24 September 2025
08:33 WIB
APINDO: IEU-CEPA Instrumen Strategis Perkuat Daya Saing Industri Nasional
Dunia usaha Indonesia melihat IEU-CEPA sebagai instrumen strategis untuk memperluas akses pasar ekspor, menarik arus investasi, serta memperkuat daya saing industri nasional.
Penulis: Siti Nur Arifa
Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani dalam Indonesia-European Union Business Outlook: Harnessing The Benefits of the IEU CEPA for Future Prospects and Mutual Growth di Bali, Selasa (23/9/2025). Antara/HO-Apindo
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani menyatakan, pihaknya menyambut baik penandatangan kesepakatan substansif IEU-CEPA.
Menurutnya, IEU-CEPA bukan hanya sebuah pencapaian diplomasi perdagangan, melainkan menjadi tonggak penting yang diyakini akan membuka babak baru hubungan ekonomi Indonesia–Uni Eropa.
"(IEU-CEPA) sekaligus diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi daya saing usaha, peningkatan investasi, dan membuka akses tidak hanya bagi perusahaan besar, namun juga bagi pekerja profesional," ujar Shinta dalam sambutannya pada Indonesia-European Union Business Outlook: Harnessing The Benefits of the IEU CEPA for Future Prospects and Mutual Growth, Bali, Selasa (23/9).
Baca Juga: Uni Eropa Sah Teken Perjanjian IEU-CEPA, RI Untung Besar!
Shinta menambahkan, IEU-CEPA menjadi hasil proses panjang policy convergence yang perlu diapresiasi, lantaran tidak hanya melibatkan Pemerintah namun juga dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
"Dunia usaha Indonesia melihat IEU-CEPA sebagai instrumen strategis untuk memperluas akses pasar ekspor, menarik arus investasi, serta memperkuat daya saing industri nasional," tambahnya.
Ekspor Indonesia Ditargetkan Melonjak
Lebih lanjut, Shinta memaparkan ekspor Indonesia ke 27 negara Uni Eropa pada tahun 2024 mencapai US$17,34 miliar meski tanpa adanya kerangka preferensi khusus. Apabila kesepakatan IEU-CEPA mulai berjalan, hampir seluruh hambatan tarif akan dihapus.
"Hal ini, diproyeksi akan memberikan dampak signifikan di mana nilai perdagangan bilateral ditargetkan melonjak hingga US$60 miliar, dengan volume ekspor Indonesia naik lebih dari 50% hanya dalam 3-4 tahun ke depan," ujar Shinta.
Bukan hanya itu, Shinya meyakini kondisi ini akan memberikan akses penuh bagi ekspor Indonesia ke pasar Eropa, sekaligus memperluas kesempatan bagi pelaku usaha Eropa di pasar Indonesia yang memiliki lebih dari 270 juta konsumen.
Selain itu, IEU-CEPA diproyeksi dapat meningkatkan PDB Indonesia sebesar 0,19%, serta mendorong peningkatan FDI sebesar 0,42%.
Baca Juga: Airlangga Pastikan IEU-CEPA Diteken 23 September
Shinta menambahkan, sejumlah sektor unggulan Indonesia seperti minyak sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan akan mendapat akses lebih luas di pasar Uni Eropa.
Selanjutnya, terdapat sektor jasa profesional mulai dari arsitektur, konsultan hukum, hingga industri kreatif yang diharapkan mampu bersaing bukan hanya dari sisi harga tetapi juga kualitas dan inovasi.
Di sisi investasi terkait IEU-CEPA, arah investasi diharapkan semakin fokus pada sektor prioritas nasional seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, semikonduktor, farmasi dan agrikultur berkelanjutan.
"Investasi yang kami harapkan bukan hanya modal, namun juga komitmen jangka panjang, yaitu investasi berkualitas yang membawa transfer pengetahuan, teknologi dan inovasi baru, dan peningkatan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan jauh melampaui hitungan finansial jangka pendek,” tandas Shinta.