14 Mei 2025
13:39 WIB
Antisipasi Konflik, Kementan Agresif Cari Pasar Sawit di Luar India-Pakistan
Indonesia membuka opsi pasar baru ekspor minyak sawit memitigasi konflik India dan Pakistan. Kementan menarget negara di Afrika seperti Mesir hingga Afrika Selatan, serta negara di Asia Timur.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Kementerian Pertanian menyampaikan, pemerintah membuka opsi pasar baru untuk mengakomodasi ekspor minyak kelapa sawit sebagai salah satu mitigasi Indonesia menyusul konflik India dan Pakistan.
Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Ditjen Perkebunan Kementan Ardi Praptono mengatakan, beberapa negara tersebut antara lain negara-negara di Afrika seperti Mesir hingga Afrika Selatan, serta negara-negara di Asia Timur.
"Kita akan membuka pasar-pasar baru, terutama di Afrika dan lain-lain. Kita belajar pengalaman ya, dari kemarin (negosiasi tarif impor) dengan Amerika Serikat juga, kita akan fokus pada pembukaan pasar-pasar baru," kata Ardi melansir Antara, Jakarta, Rabu (14/5).
Baca Juga: Menteri ESDM: Perang India-Pakistan Tak Pengaruhi Ekspor Batu Bara RI
Lebih lanjut, sebagai salah satu produsen minyak sawit dunia, Indonesia harus bisa adaptif terutama dalam hal promosi dan pemasaran produk yang lebih luas.
Hal ini, lanjut dia, juga harus sudah menjadi perhatian para pemangku kepentingan terkait, terlepas dari masih belum adanya dampak signifikan dari konflik India dan Pakistan bagi ekspor minyak sawit Indonesia.
"Setahu saya kalau dari sisi Kementerian Pertanian belum ada (dampak dari konflik India-Pakistan). Cuma kami memitigasi dari pengalaman kemarin yang dilakukan di Amerika (Serikat)," jelasnya.
Namun demikian, dia memperkirakan, sedikit banyak perkembangan kondisi sekarang akan berpengaruh pada kinerja ekspor minyak sawit Indonesia.
"Oleh karena itu, tadi saya katakan, mitigasi itu menjadi penting. Kita harus penetrasi kepada pasar-pasar baru, saya kira itu," ujar.
BPS melaporkan, nilai ekspor minyak kelapa sawit atau CPO dan turunannya Indonesia ke dunia mengalami susut 3,55% secara bulanan, dari US$2,27 miliar di Februari 2025 menjadi US$2,19 miliar per Maret 2025
Meski demikian, secara tahunan, ekspor CPO masih mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 40,85% (yoy), dari US$1,56 miliar di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ombudsman Dorong Pemerintah Bentuk Badan Sawit Nasional
Sementara itu, kantor berita ANI melaporkan pada Selasa (13/5), situasi wilayah India yang berbatasan dengan Pakistan, tempat baku tembak dan pencegatan pesawat nirawak pada malam sebelumnya, tetap tenang.
Pada 10 Mei, India dan Pakistan telah sepakat untuk menghentikan semua penembakan dan tindakan militer di darat, udara dan laut mulai pukul 17.00 waktu setempat (18.30 WIB).
Meski sepakat menghentikan serangan, namun pada malam hari yang sama, kepala wilayah persatuan India Jammu dan Kashmir Omar Abdullah melaporkan suara ledakan dan pekerjaan pertahanan udara India di dekat kota Srinagar, ibu kota Jammu dan Kashmir.