17 Februari 2023
08:45 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berkomitmen untuk mengoptimalisasi produksi dan penjualan segmen nikel sehingga bisa meraih kinerja positif sepanjang tahun ini. Komitmen itu beriringan dengan implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien.
Misalnya saja untuk feronikel, anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID itu mematok target volume produksi dan penjualan tahun ini mencapai 27.201 ton nikel (TNi).
Angka itu menandakan pertumbuhan sekitar 12% dari capaian produksi unaudited feronikel tahun 2022 sebesar 24.334 TNi dan penjualannya sebesar 24.210 TNi.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangannya menjelaskan target produksi dan penjualan feronikel itu turut memperhitungkan tingkat utilisasi dan kestabilan operasi pabrik feronikel kelolaan ANTAM di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
"Termasuk juga pertimbangan kontribusi produksi pabrik feronikel Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara yang akan beroperasi semester kedua tahun ini," sebut dia di Jakarta, Kamis (16/2).
Baca Juga: Hilirisasi Komoditas Bakal Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Soal proyek pengembangan usaha, perusahaan pelat merah itu terus menggenjot penyelesaian proyek pabrik feronikel di Halmahera Timur beserta infrastruktur pendukungnya. Pabrik feronikel itu ditargetkan berkapasitas 13.500 TNi.
Untuk bijih nikel sendiri, ANTAM sepanjang tahun ini mematok target produksi komoditas yang menjadi bahan baku pabrik feronikel itu sebesar 11,3 juta wet metric ton (wmt) atau tumbuh 31% dibandingkan capaian produksi unaudited bijih nikel tahun 2022 sebesar 8,62 juta wmt.
Tak hanya untuk bahan baku pabrik feronikel, Antam juga memroduksi bijih nikel untuk dijual kepada pelanggan domestik. Untuk itu, penjualan bijih nikel tahun ini dipatok mencapai 9,45 juta wmt atau ditargetkan tumbuh sebesar 36% dibandingkan realisasi tahun 2022.
"Capaian penjualan unaudited bijih nikel 2022 sebesar 6,95 juta wmt sehingga target tahun ini tumbuh 32%. Target itu seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalem negeri," kata Syarif.
Gandeng PLN untuk Suplai Listrik
Lebih lanjut, Syarif mengatakan dalam rangka dekarbonisasi dan mendongkrak cost competitiveness produk feronikel, PT Antam dan PT PLN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dukungan pasokan listrik pabrik feronikel ANTAM di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Lewat PJBTL itu, ANTAM dan PLN sepakat untuk mengadakan kebutuhan listrik pabrik feronikel dengan total kapasitas daya sebesar 150 megavolt-ampere (MVA) untuk periode 16 tahun 8 bulan ke depan, mencakup tahap penyambungan dan operasi.
"Dengan adanya suplai listrik dari grid PT PLN ini, diharapkan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca," tutur Syarif.
Baca Juga: Airlangga Lakukan Groundbreaking Pengolahan Nikel Rendah Karbon
PJBTL itu bukanlah kali pertama. PT ANTAM dan PT PLN pada Maret 2022 silam juga telah menandatangani PJBTL untuk pasokan pabrik feronikel di Halmahera Timur.
Fase pengadaan listrik berupa pembangkit listrik tenaga diesel dan gas (PLTDG) milik PT PLN pun sudah dilaksanakan pada Deseber 2022 dengan kapasitas 15 MW.
"Selanjutnya, proses penyalaan kedua dengan daya 75 MW rencananya dilakukan pada triwulan I 2023, kemudian berlanjut ke fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel," tandasnya.