c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

09 Juni 2025

12:48 WIB

Analis: Zona US$107.500 Jadi Titik Krusial BTC Tembus ATH Terbaru

Harga Bitcoin tengah diperdagangkan di kisaran US$106.000, dengan sentimen pasar yang sensitif terhadap pergerakan harga di sekitar US$107.500. Harga BTC saat ini diyakini sebagai titik krusial ATH.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Analis: Zona US$107.500 Jadi Titik Krusial BTC Tembus ATH Terbaru</p>
<p id="isPasted">Analis: Zona US$107.500 Jadi Titik Krusial BTC Tembus ATH Terbaru</p>

Representasi bitcoin terlihat dalam gambar ilustrasi yang diambil di La Maison du Bitcoin di Paris, Prancis, Jumat (23/6/2017). Antara/Reuters/Benoit Tessier/am

JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) saat ini tengah diperdagangkan di kisaran US$106.000, dengan sentimen pasar yang sangat sensitif terhadap pergerakan harga di sekitar zona US$107.500. 

Tim analis marketplace investasi digital Nanovest mengungkapkan, para pelaku pasar, khususnya para trader, tengah mengamati level tersebut dengan cermat. Harga BTC saat ini diyakini sebagai titik krusial yang dapat membuka peluang bagi Bitcoin untuk menembus rekor harga tertinggi baru lagi sepanjang masa (ATH).

“Level tersebut kini menjadi fokus utama strategi perdagangan jangka pendek maupun menengah,” tulisnya dalam analisi tertulis, Jakarta, Senin (9/6).

Baca Juga: Bitcoin Capai US$107.000, Mungkinkah Lampaui Rekor ATH?

Berdasarkan data pasar terkini yang dihimpun dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, pasangan BTC/USD menunjukkan pola pergerakan harga yang relatif stabil, namun fluktuatif di sekitar level tersebut. 

Likuiditas mulai meningkat baik di atas maupun di bawah harga spot saat ini, mencerminkan adanya tekanan beli dan jual yang cukup seimbang. Kondisi ini membuat zona US$107.500 semakin penting karena tembusnya batas tersebut berpotensi memicu pergerakan harga yang signifikan.

Pada perdagangan sebelumnya, Bitcoin sempat menunjukkan momentum kenaikan yang menjanjikan. Harga berhasil merangkak naik hingga mendekati angka US$107.000, memicu optimisme sebagian pelaku pasar akan potensi breakout

Namun, lonjakan tersebut tidak bertahan lama karena kemudian harga kembali mengalami koreksi. Gerakan ini mengakibatkan terjadinya likuidasi terhadap posisi short dan long secara bergantian, mencerminkan tingginya volatilitas dan ketidakpastian arah pasar.

“Dengan dinamika tersebut, pasar kripto kini berada dalam fase yang sangat menentukan. Jika zona US$107.500 dapat ditembus dan dikonfirmasi sebagai level support baru, bukan tidak mungkin Bitcoin akan melanjutkan tren naiknya dan mencetak rekor harga tertinggi baru,” terangnya.

Sebaliknya, kegagalan untuk melewati level ini bisa menandakan perlunya konsolidasi lebih lanjut sebelum potensi reli berikutnya terbentuk. Para analis dan trader kini terus mencermati pergerakan harga dengan hati-hati, menunggu sinyal teknikal yang lebih kuat sebagai panduan langkah selanjutnya.

Bagaimana Jika BTC Tembus US$107.500?
Trader sekaligus analis kripto terkemuka, Michaël van de Poppe, kembali menyoroti salah satu level teknikal penting dalam pergerakan harga Bitcoin (BTC). 

Dalam analisis terbarunya, dia menyatakan bahwa area sekitar US$107.500 merupakan zona krusial yang berpotensi menjadi penentu arah pergerakan BTC selanjutnya. 

Baca Juga: Bitcoin Cetak ATH Rp1,81 Miliar, Berikut Faktornya

Menurutnya, peluang untuk mencetak rekor harga tertinggi baru akan terbuka sangat lebar, apabila harga Bitcoin mampu menembus dan bertahan di atas level ini. Namun, sejauh ini, belum terlihat adanya breakout yang kuat atau konfirmasi teknikal BTC telah mampu melewati batas tersebut secara meyakinkan.

Van de Poppe menggarisbawahi, level US$107.500 bukan sekadar angka psikologis, melainkan juga area resistensi teknikal yang cukup kuat, berdasarkan data historis dan struktur pasar saat ini. 

Penembusan level ini dinilai dapat mengubah sentimen pasar secara signifikan dari netral menjadi bullish. Tetapi, kondisi saat ini masih memperlihatkan pasar yang ragu-ragu, dengan pergerakan harga yang belum cukup kuat untuk menembus resistance tersebut.

“Ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar masih menunggu pemicu eksternal atau katalis tertentu sebelum mengambil posisi yang lebih agresif,” ungkapnya.

Di sisi lain, pengamatan dari firma perdagangan aset digital QCP Capital memperkuat pandangan bahwa pasar masih berada dalam fase konsolidasi. QCP Capital mencatat, saat ini kondisi pasar tergolong ringan, yang berarti tidak banyak posisi besar yang terbuka dan distribusi skew (kemiringan harga opsi) masih dalam kondisi normal. 

“Hal ini menandakan tidak adanya tekanan besar ke satu arah tertentu, yang menunjukkan bahwa pelaku pasar belum memiliki keyakinan tinggi akan arah tren berikutnya, baik itu naik maupun turun,” tulis Nanovest.

QCP Capital juga menambahkan, dalam situasi seperti ini, di mana tidak ada katalis fundamental atau berita besar yang mendorong pergerakan harga, Bitcoin cenderung bergerak dalam kisaran sempit. 

Baca Juga: Investor Kripto di Indonesia Terus Bertambah, Kini Capai 14,16 Juta Orang

Dengan volatilitas yang terus menurun, tidak hanya pada BTC tetapi juga pada aset-aset berisiko lainnya, pasar kripto saat ini memasuki fase menunggu. Kondisi ini mencerminkan sikap hati-hati para investor yang memilih untuk tidak mengambil risiko besar hingga muncul sinyal teknikal yang lebih tegas atau peristiwa pasar yang signifikan.

Secara keseluruhan, level BTC di US$107.500 tetap menjadi perhatian utama dalam analisis teknikal Bitcoin saat ini. 

Sementara para trader seperti van de Poppe melihat potensi breakout bullish jika level ini tertembus, pendekatan hati-hati dari institusi seperti QCP Capital menunjukkan bahwa pasar masih sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian makro dan kekurangan sentimen pendorong. 

“Dalam kondisi seperti ini, kewaspadaan tetap menjadi kunci bagi para pelaku pasar untuk menghadapi pergerakan harga yang masih belum menunjukkan arah pasti,” tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar