c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 September 2023

17:37 WIB

Analis: Kabar Kenaikan Suku Bunga Bebani Kinerja Kripto

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, adanya kabar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga biasanya akan membebani kinerja aset berisiko, tidak terkecuali aset kripto.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Analis: Kabar Kenaikan Suku Bunga Bebani Kinerja Kripto
Analis: Kabar Kenaikan Suku Bunga Bebani Kinerja Kripto
Ilustrasi Stablecoin, harga perdagangan pasar saham Kripto. Shutterstock/iQoncept

JAKARTA - Pekan lalu, pasar Aset Kripto berada dalam ketidakpastian antara optimisme dan kehati-hatian terhadap keputusan kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve. Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, adanya kabar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga biasanya akan membebani kinerja aset berisiko, tidak terkecuali aset kripto.

Pada Rabu (20/9)  Federal Reserve membuat keputusan penting untuk tidak menaikkan suku bunga, menahan suku bunga acuan di level 5,25 - 5,50% sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan. 

The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini sebelum memangkas dua kali pada 2024 atau sekitar 50 bps.

Akhirnya, saat memasuki minggu terakhir September 2023, Bitcoin (BTC) kembali tertahan di bawah angka US$27.000. Sementara, Ethereum (ETH) tengah berjuang untuk kembali naik ke posisinya di atas US$1,600. 

“Dengan adanya petunjuk kenaikan suku bunga pada tahun 2023 ini akan menjadi salah satu tantangan ke pergerakan harga aset kripto dalam jangka pendek. Namun, bisa menjadi peluang untuk akumulasi sebelum menuju Bitcoin Halving tahun 2024," katanya dalam pernyataan resmi, Selasa (26/9).

Baca Juga: Kemendag Bentuk Ekosistem Perdagangan Aset Kripto Di Indonesia

Pagi ini, Selasa (26/9) pergerakan Aset Kripto dalam 24 jam terakhir cenderung positif, dengan Bitcoin bergerak stagnan diperdagangkan di harga US$2.655 naik tipis 0,18%  dan Ethereum (ETH) juga menguat sebesar 0,40 % menjadi US$1.586. Namun, dalam periode 7 hari terakhir, Bitcoin masih turun sebesar 1,60% dan Ethereum juga masih melemah sebesar 2,63%. 

Sementara itu, sebagian besar altcoin mengalami kenaikan 24 jam terakhir, seperti Frax Share (FXS) naik 5,45% menjadi US$5,70 , Chainlink (LINK) naik 4,56% menjadi US$7,50 dan Maker (MKR) naik 3,67% menjadi US$1.325, menurut CoinMarketCap pada Selasa (26/9) pukul 09.00 WIB.  

Meskipun mengalami tekanan dari sisi makro, adopsi teknologi di balik aset kripto yaitu blockchain masih berlanjut. 

Pada hari Senin (18/9), lembaga perbankan terbesar ketiga di AS, Citigroup, mengumumkan peluncuran solusi pembayaran lintas batas berbasis blockchain untuk klien institusi yang disebut Citi Token Services.

Selain itu, perusahaan manajer aset global asal Tokyo, Jepang, Nomura Asset Management meluncurkan layanan dana investasi Bitcoin Adoption Fund yang diumumkan pada Selasa (19/9). 

Melalui anak perusahaan Laser Digital, Nomura tawarkan dana investasi adopsi Bitcoin kepada para investor institusional yang memudahkan dalam mengakses kelas aset digital.

Sementara itu, aksi akumulasi oleh Microstrategy kembali berlanjut di tengah ketidakpastian pasar. MicroStrategy pada hari Senin kemarin (25/9) mengumumkan bahwa mereka membeli 5.445 Bitcoin senilai US$147,3 juta. 

Baca Juga: Investasi Kripto, Investor Lirik Cara Mudah dan Aman

Dengan aksi pembelian terbaru ini, MicroStrategy kini telah memiliki sekitar 158.245 Bitcoin, yang diperoleh dengan biaya sekitar US$4,68 miliar dan sekaligus memperkokoh sebagai perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbanyak saat ini. 

Menurut Panji, langkah adopsi dari perusahaan traditional finance (TradFi) seperti Citigroup dan Nomura tentunya akan berdampak positif untuk jangka panjang terhadap keberlanjutannya penggunaan dan perkembanganya, baik dari sisi teknologi blockchain serta akses ke Aset Kripto juga akan semakin mudah di masa depan. 

"Adapun, aksi akumulasi yang dilakukan oleh Microstrategy juga menunjukkan komitmen dan kepercayaan jangka panjang terhadap Bitcoin," ujarnya.

Adapun dari dalam negeri, nilai transaksi Aset Kripto di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan. Data dari Kementerian Perdagangan mencatat bahwa nilai transaksi Aset Kripto pada bulan Agustus lalu mengalami kenaikan sebesar 13,5% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, mencapai Rp10,64 triliun.

Sentimen Minggu Ini 
Pada Jumat (29/9) rilis angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Agustus oleh Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) akan dirilis. Ini adalah indikator utama yang digunakan oleh FOMC untuk mengukur inflasi dan dipertimbangkan secara cermat ketika mempertimbangkan tingkat suku bunga.

Pada hari yang sama, Testnet Holesky Ethereum diestimasikan akan diluncurkan kembali setelah mengalami kesalahan teknis yang terjadi pekan lalu. Peluncuran Holesky ditetapkan sebagai perayaan 1 tahun pembaruan The Merge yang terjadi pada September 2022. 

Holesky merupakan testnet ketiga di Ethereum, yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan pengujian blockchain Ethereum. Sementara itu, untuk saat ini pengembang masih bisa menggunakan testnet Goerli. 

Testnet sendiri adalah jaringan blockchain terpisah untuk pengujian sistem atau proyek sebelum diterapkan pada jaringan utama (mainnet). Fungsinya adalah untuk mengurangi risiko saat menambahkan produk atau alat baru pada jaringan utama.

"Pembaruan terbaru dari Ethereum ini menunjukkan komitmen terhadap roadmap proyek mereka, serta mempermudah akses ke depannya untuk menerapkan teknologi blockchain dan smart contract," imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar