15 September 2025
18:57 WIB
Airlangga Ungkap 4 Paket Stimulus Ekonomi Akan Berlanjut Di 2026
Airlangga menguraikan 4 stimulus yang akan berlanjut tahun depan, yakni PPh Final WP UMKM 0,5%, PPh 21 DTP sektor pariwisata, PPh 21 DTP sektor padat karya, serta diskon iuran JKK-JKM.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan selepas mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi 2025 di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (15/9/2025). Antara/Genta Tenri Mawangi.
JAKARTA - Pemerintah mengumumkan delapan paket stimulus ekonomi dengan anggaran Rp16,23 triliun di sisa tahun 2025. Ada sekitar empat stimulus yang pemerintah pastikan berlanjut di 2026.
Stimulus pertama yang dimaksud adalah perpanjangan jangka waktu pemanfaatan PPh final 0,5% bagi Wajib Pajak (WP) UMKM yang berlaku hingga 2029, serta penyesuaian penerima PPh final 0,5% bagi WP UMKM.
“Terkait dengan PPh final bagi UMKM yang pendapatannya Rp4,8 miliar setahun, itu pajak finalnya 0,5% dilanjutkan sampai 2029. Jadi tidak kita perpanjang satu tahun-satu tahun, tetapi diberikan kepastian sampai 2029,” jelas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9).
Baca Juga: Digaji Rp3,3 Juta, Program Magang Sasar 20 Ribu Lulusan Baru
Airlangga menjelaskan, stimulus itu bertujuan meringankan beban pajak dan menyederhanakan kewajiban administrasi. Berdasarkan catatan Kemenkeu, sekitar 542 ribu WP pelaku UMKM berhak menerima manfaat ini.
Stimulus kedua, pemerintah juga akan melanjutkan kebijakan PPh 21 DTP yang diperluas untuk pekerja di sektor pariwisata dengan gaji di bawah Rp10 juta per bulan. Untuk program ini, pemerintah juga telah mengestimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp480 miliar di 2026.
“Jadi ada kepastian sampai tahun depan, PPh sektor horeka ini masih ditanggung pemerintah dengan estimasi anggarannya Rp480 miliar dengan gaji di bawah Rp10 juta,” tegas Airlangga.
Stimulus ketiga, pemerintah juga akan melanjutkan kebijakan PPh 21 DTP untuk pekerja di sektor industri padat karya sebelumnya, mencakup pekerja industri alas kaki, tekstil, pakaian jadi, furnitur, kulit dan barang dari kulit.
Baca Juga: Airlangga-Purbaya Umumkan Rancangan Paket Stimulus Ekonomi Jelang Akhir Tahun
Serupa dengan sektor pariwisata, program stimulus ini disyaratkan bagi pekerja yang memiliki pendapatan maksimal Rp10 juta, untuk sekitar 1,7 juta penerima manfaat.
“Alokasi tahun ini sudah disediakan Rp800 miliar, jadi ini pun akan dilanjutkan tahun depan,” imbuhnya.
Stimulus keempat, pemerintah akan melanjutkan program diskon iuran JKK dan JKM yang diperluas untuk kategori Bukan Penerima Upah (BPU), terdiri dari petani, pedagang, nelayan, buruh bangunan, pekerja rumah tangga, dan lainnya dengan perkiraan anggaran mencapai Rp753 miliar.
“Ini diperluas bukan hanya untuk ojol (ojek online), pangkalan dan yang lain, tetapi juga pekerja bukan penerima upah lainnya seperti segmen petani, pedagang, nelayan, buruh bangunan, pekerja rumah tangga, targetnya sebesar 9,9 juta (penerima manfaat) dan perkiraan anggarannya Rp753 miliar,” jabarnya.
Gapai Pertumbuhan Ekonomi 5,2%
Secara keseluruhan, melansir Antara, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2% lewat paket kebijakan terbaru pemerintah, mencakup 8 program ekonomi di 2025, 4 program di 2026, dan 5 program penyerapan pekerja atau disebut Paket Ekonomi 2025 "8+4+5".
"(Pertumbuhan ekonomi) 5,2% mudah-mudahan bisa dicapai," kata Airlangga singkat menjawab pertanyaan wartawan.
Secara khusus, berbagai program stimulus baru itu dirancang untuk mempercepat belanja pemerintah dan meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kita melakukan de-bottlenecking terhadap program-program andalan, plus kita juga memberi keleluasaan kepada kelas menengah melalui PPN DTP (pajak pertambahan nilai yang ditanggung oleh pemerintah), yang PPh (pajak penghasilan) Pasal 21," jelasnya.