11 September 2024
19:45 WIB
Airlangga Pamer Peringkat SDGs RI Naik 27 Peringkat Kurun 2019-2023
Raihan akselerasi pencapaian SDGs ini berhasil Indonesia capai melalui tiga mesin ekonomi.
Penulis: Khairul Kahfi
Menko Perekonomian Airlangga dalam Hartarto the 8th International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga dengan tema “Transformasi Menuju Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030: Pendekatan Multidisipliner”, Rabu (11/9). Dok. Kemenko Ekon
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia telah berhasil meningkatkan sebanyak 27 peringkat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Hal ini disampaikannya pada the 8th International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga ‘Transformasi Menuju Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030: Pendekatan Multidisipliner’.
“Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menaikkan peringkat pencapaian SDGs, yakni ke posisi 75 di tahun 2023, dari posisi 102 di tahun 2019. Sebanyak 76% indikator SDGs di Indonesia telah tercapai,” ungkapnya dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu (11/9).
Indonesia terus menunjukkan komitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif sejak peluncuran SDGs pada 2015 silam. Lebih lanjut, SDGs berisi 17 goals serta terbagi dalam empat pilar yang memuat tujuan dan sasaran global untuk mengakhiri kemiskinan, menghapuskan kesenjangan, dan melindungi lingkungan.
Airlangga melanjutkan, pemerintah terus berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, inklusif, dan ramah lingkungan melalui tiga mesin ekonomi dalam rangka mengakselerasi pencapaian SDGs.
Baca Juga: Jokowi Serukan Visi Baru Pembangunan Negara Berkembang
Pertama, melalui revitalisasi mesin ekonomi konvensional dengan menggiatkan sektor-sektor yang saat ini telah berjalan baik. Yakni melanjutkan pembangunan infrastruktur, memperluas kerja sama ekonomi internasional, melanjutkan reformasi struktural, dan meningkatkan kapasitas SDM.
Kedua, melalui pengembangan mesin ekonomi baru. Pemerintah mengembangkan peluang di berbagai sektor baru seperti hilirisasi industri, akselerasi digitalisasi, bioteknologi, dan transisi energi.
“Ketiga, dalam penguatan mesin ekonomi Pancasila dengan memperkuat perlindungan sosial untuk melindungi masyarakat rentan melalui PKH dan Kartu Sembako, makanan bergizi gratis, SD Inpres, KUR, hingga program cash for work,” urainya.
Lebih Lanjut, dalam pilar pembangunan sosial, pemerintah telah menyiapkan sejumlah program perlindungan sosial, termasuk salah satunya bantuan langsung tunai. Pemerintah juga terus berupaya menjaga daya beli setiap kelas pendapatan, termasuk kelas menengah.
Baca Juga: BRIN: Capaian SDGS Indonesia Masih Rendah
Kemudian, pemerintah juga berkomitmen memperkuat UMKM dan meningkatkan kewirausahaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Selain itu, pemerintah juga mendorong peningkatan aset produktif bagi masyarakat miskin dan rentan melalui pemberian akses kepemilikan dan pengelolaan lahan, melalui Perhutanan Sosial dan Reforma Agraria,” ucapnya.
Melalui kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi Universitas Airlangga yang telah membuktikan peran pentingnya dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Dia berharap, agar pertemuan tersebut dapat menghasilkan pemikiran dan masukan positif, guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Capaian-capaian yang baik ini perlu terus kita tingkatkan. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak melalui Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2022, salah satunya berupa SDG Bond untuk pembiayaan proyek-proyek strategis yang meningkatkan kualitas sektor kesehatan, pendidikan, dan akses telekomunikasi,” jelasnya.
Ke depan, dia optimistis, Indonesia bisa terus mencapai target SDGs sebagaimana direncanakan. “Saya optimis Indonesia dapat mencapai target SDGs 2030 dengan dukungan sinergi berbagai pihak, termasuk Universitas Airlangga,” pungkasnya.