06 November 2025
16:17 WIB
Ada Reimpor, KKP: Ekspor Udang ke AS Januari-September Meningkat 16,3%
KKP klaim ekspor udang ke AS masih meningkat 16,3% sepanjang Januari-September 2025, meski terdapat pengembalian impor udang sebanyak 152,32 juta ton dari AS pada September.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Udang Vaname, salah satu komoditas andalan ekspor perikanan Indonesia. Antara/HO-KKP
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan kinerja ekspor komoditas udang ke AS masih melesat hingga 16,3% sepanjang Januari-September 2025 (ctc).
Hal ini disampaikan, usai KKP menegaskan bahwa komoditas udang Indonesia kembali diterima masuk ke pasar AS usai Badan Mutu KKP mengantongi sertifikasi bebas Cesium-137 untuk komoditas udang.
Direktur Pemberdayaan Usaha Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Catur Sarwanto mengungkap, AS sejauh ini masih menjadi negara tujuan utama ekspor udang dengan pangsa 63,1% dari total ekspor udang Indonesia.
“Ekspor ke AS periode Januari-September meningkat 16,3% (ctc). Ekspor udang bulan September 2025 bahkan tumbuh 16,6% dibandingkan Agustus 2025,” jelas Catur dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/11).
Baca Juga: Kantongi Sertifikat FDA, Ekspor Udang RI Kembali Diserap Pasar AS Rp20,14 M
Lebih lanjut, Catur mengatakan, udang masih menjadi komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia ke AS dengan nilai mencapai US$1.397,23 juta pada periode Januari-September 2025.
Disusul ekspor tuna-cakalang-tongkol senilai US$763,51 juta; cumi-sotong-gurita senilai US$574,75 juta; rajungan dan kepiting senilai US$377,65 juta; serta rumput laut sekitar US$233,86 juta.
Laporan Reimpor BPS
Di saat bersamaan, BPS mengungkap, terdapat aksi pengiriman kembali (reimpor) komoditas udang, salah satunya dari AS pada September 2025. Adapun total reimpor pada September 2025 tercatat mencapai 240,54 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, total reimpor udang Indonesia tersebut setara dengan nilai US$2,09 juta atau sama dengan Rp34,83 miliar (kurs Rp16.650).
“Pada September 2025 dari catatan yang ada di BPS, secara total tercatat ada reimpor udang Indonesia sebesar 250,54 ton atau senilai US$2,09 juta,” ungkap Pudji dalam rilis BPS, Senin (3/11).
Dari total reimpor tersebut, Pudji menguraikan, mayoritas dikembalikan dari AS dengan jumlah udang sebanyak 152,32 juta ton. Jika dikalkulasi, nilai udang yang dikirim kembali oleh AS ke Indonesia mencapai US$1,26 juta atau setara kurang lebih Rp21 miliar.
Baca Juga: BPS Ungkap Reimpor Udang Indonesia Di September Terbanyak Dari AS Rp21 Miliar
Merespons aksi reimpor, Catur kembali menegaskan, catatan ekspor udang Indonesia ke AS yang masih meningkat sepanjang Januari-September 2025 menunjukkan pemerintah berhasil menangani kendala Cs-137 dengan cepat.
“Udang masih terjadi peningkatan (ekspor) sampai dengan September, ini menunjukkan bahwa terkait kondisi yang ada, kita dapat memulihkan kondisi dengan cepat, yang dibuktikan dengan peningkatan ekspor sampai kuartal III,” tegas Catur.
Dalam kesempatan sama, Direktur Ikan Air Payau Ditjen Perikanan Budidaya KKP Fernando Jongguran Simanjuntak mengungkapkan, pengawalan terhadap komoditas udang dilakukan melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
Dari sisi hulu, KKP memastikan, ikut mengawal penuh proses produksi untuk memastikan udang yang dihasilkan para petambak memiliki mutu dan kualitas baik.
“Kami mengintensifkan kegiatan-kegiatan di tengah-tengah petambak, yaitu CBIB sehingga ada jaminan mutu terhadap produk udang yang dihasilkan. Bukan hanya mutu, tapi juga jaminan keamanan pangan, dan lingkungan, sehingga udang yang dihasilkan Indonesia adalah dengan kualitas terbaik,” tegas Fernando.