c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

20 Januari 2025

18:33 WIB

Ada Pelantikan Trump, Rupiah Menguat Di Rp16.367

Analis mengatakan, terdapat beberapa faktor baik eksternal maupun internal yang membuat rupiah menguat. Apa saja?

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Ada Pelantikan Trump, Rupiah Menguat Di Rp16.367</p>
<p id="isPasted">Ada Pelantikan Trump, Rupiah Menguat Di Rp16.367</p>

Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta, Selasa (3/9/2024). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Mata uang rupiah pada perdagangan Senin (20/1), ditutup menguat 12 poin di level Rp16.367 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya di level Rp16.380 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bahkan sempat menguat 20 poin. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, terdapat beberapa faktor baik eksternal maupun internal yang membuat rupiah menguat.

Untuk faktor eskternal, dia menyebut, harapan akan retorika yang tidak terlalu keras terhadap Tiongkok tumbuh setelah Trump tidak menyebutkan rencananya untuk tarif perdagangan selama rapat umum kemenangan di Washington pada Minggu.

Namun, Presiden terpilih itu menegaskan kembali rencana untuk menindak tegas imigrasi dan mengurangi pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan domestik.

Baca Juga: Analis: Nilai Tukar Rupiah Bisa Dapat Imbas Positif Hari Ini

"Fox News Digital melaporkan Trump berencana untuk menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang jumlahnya mencapai rekor saat ia menjabat pada hari Senin, beberapa di antaranya masih dapat mencakup peningkatan tarif perdagangan terhadap Tiongkok," kata Ibrahim kepada media, Senin (20/1).

Presiden Trump telah berjanji untuk mengenakan bea masuk hingga 60% pada semua impor Tiongkok. Selain itu, juga menargetkan Meksiko dan Kanada dengan tarif yang lebih tinggi.

Langkah seperti itu, menurutnya, berpotensi mengganggu perdagangan global, dan menjadi pertanda buruk bagi ekonomi yang didorong oleh ekspor.

"Tiongkok diperkirakan akan mengeluarkan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif untuk mengimbangi hambatan ekonomi dari potensi kenaikan tarif. Tarif Trump diperkirakan akan memberikan tekanan lebih besar pada ekonomi Tiongkok, karena bergulat dengan disinflasi yang terus-menerus dan kejatuhan pasar properti yang berkepanjangan," terang dia.

Namun, dia menyebut, data produk domestik bruto yang dirilis minggu lalu sesuai ekspektasi pemerintah Tiongkok, yakni di 5%. Hal ini menunjukkan beberapa perbaikan dalam ekonomi Tiongkok, setelah Beijing merilis putaran langkah-langkah stimulus paling agresifnya pada akhir tahun 2024.

Faktor Internal
Di sisi lain, untuk faktor internal, Ibrahim menuturkan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan dirinya merasa yakin dan percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal melebihi 8% di era pemerintahannya.

Rasa optimis ini tetap tumbuh walaupun tensi geopolitik dan geoekonomi, persaingan makin keras di antara blok-blok ekonomi antara kekuatan besar, yang tentunya semakin diperlukan kehati-hatian oleh semua unsur bangsa-bangsa, terutama Indonesia.  

Baca Juga: Pangkas BI Rate, BI Dinilai Lebih Fokus Jaga Stabilitas Dan Pertumbuhan Seimbang

Ibrahim menegaskan, optimisme pertumbuhan ekonomi di atas 8% harus dibarengi dengan konsumsi masyarakat yang terus meningkat, investasi asing kembali masuk, lapangan pekerjaan kembali marak, sehingga masyarakat kelas menengah ke bawah kembali bekerja dan mimpi pertumbuhan ekonomi 8% akan terwujud.

Sementara itu, Ibrahim memproyeksikan rupiah pada perdagangan besok, Selasa (21/1), akan fluktuatif, namun ditutup menguat.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.310-Rp16.370," tutup Ibrahim.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar