c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

24 Maret 2025

20:20 WIB

Ada Impor Beras 443 Ribu Ton Di 2025, Ini Penjelasan Kementan

Kementan membeberkan adanya impor beras di tahun 2025 sebanyak 443 ribu ton. Impor tersebut merupakan beras jenis khusus yang tidak mampu dipenuhi produksi dalam negeri.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ada Impor Beras 443 Ribu Ton Di 2025, Ini Penjelasan Kementan</p>
<p>Ada Impor Beras 443 Ribu Ton Di 2025, Ini Penjelasan Kementan</p>

Panen sawah serentak hasil program optimasi lahan yang berlangsung di enam distrik yang dipusatkan di Kampung Urumb, Distrik Semangga, Merauke, Kamis (20/3/2025). Dok Kementan

JAKARTA - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro menjelaskan, di tahun 2025, pemerintah hanya akan melakukan impor beras khusus, yang kebutuhannya tidak mampu dipenuhi produksi dalam negeri. Total impor beras khusus tersebut di tahun 2025 mencapai sekitar 443 ribu ton.

Yudi menyampaikan, jenis beras khusus yang dimaksud antara lain seperti Japonica, Basmati, dan beberapa jenis beras organik.

"Impornya benar untuk beras khusus sebanyak 443 ribu ton yang rencana realisasi. Ini misalnya beras Japonica, Basmati, yang memang kita tidak memproduksi dalam jumlah cukup," jelas Yudi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Senin (24/3).

Baca Juga: Zulhas Optimistis RI Tak Impor Beras Lagi Sampai Tahun Depan

Sementara untuk ketan, Dirjen TP Kementan memastikan, Indonesia tidak akan impor. Namun di luar rencana impor 443 ribu ton, ada pula rencana impor beras di tahun ini sebanyak 70.400 ton.

Yudi menyampaikan, rencan impor tersebut merupakan sisa realisasi dari persetujuan impor tahun lalu. 

"Tahun ini kami tidak menandatangani untuk persetujuan impor (beras). Jadi 70.400 ton ini mungkin sisa realisasi tahun lalu," imbuh Yudi. 

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meminta Bulog menyerap 750 ribu ton hingga 800 ribu ton setara beras di musim panen ini hingga akhir Maret. Target tersebut ditetapkan, agar Bulog bisa memenuhi sisa target penyerapan dari 3 juta ton setara gabah dan beras pada bulan April, yang menjadi puncak panen raya.

"Diperkirakan sampai akhir Maret, mudah-mudahan sampai akhir Maret, Bulog bisa menyerap 750-800 ribu ton, sehingga April di puncak panen bisa menyerap lebih banyak lagi," kata Zulhas, Senin (24/3).

Sebelumnya, dia juga menegaskan, Indonesia tidak akan mengimpor beras di tahun 2025, bahkan hingga tahun depannya lagi. Alasannya, produksi beras dalam negeri telah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Juga: Komisi IV DPR RI Tagih Pemerintah Roadmap Swasembada Pangan

Berdasarkan perkiraan BPS, produksi gabah dan beras Indonesia pada Januari hingga April 2025 akan mencapai 13,9 juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras per bulan sekitar 2,6 juta ton.

Menurut Zulhas, dengan total produksi dan kebutuhan konsumsi tersebut, maka Indonesia akan memiliki surplus beras kurang lebih sekitar 3 juta ton setara beras pada akhir April 2025.

"Jadi itu kabar gembira. Artinya tahun ini kalau Bulog bisa menyerap dari 3,5 juta (gabah dan beras), itu enggak usah semua, 2 juta saja, maka tahun ini kita pastikan aman stok beras kita. Kita tidak perlu impor lagi sampai tahun depan," ujar Zulhas, Selasa (11/3).

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar