03 November 2025
14:32 WIB
Abaikan Gonjang-Ganjing Global, Purbaya: Domestik Pegang 80% Ekonomi RI
Menkeu Purbaya mengungkapkan kekuatan permintaan domestik 80% menjadi kunci utama perekonomian nasional. Menjaga domestik jadi kunci utama mengurangi paparan ketidakpastian ekonomi global.
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, kekuatan permintaan (demand) domestik menjadi kunci utama perekonomian nasional.
"Kekuatan domestik demand kita sekitar 90%, sedangkan global hanya pengaruhnya sekitar 10%. Kalau ekspor mungkin 20%, let's say 20%, jadi kita masih 80% menguasai arah ekonomi kita," ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin (3/11), melansir Antara.
Baca Juga: Ekonom Antisipasi PDB Kuartal III Tumbuh Kontroversial Lagi
Dia mengungkapkan, semua pihak merasa ketakutan dibayang-bayangi kehancuran ekonomi global. Karenanya, tidak heran, banyak pihak yang begitu skeptis ketika melihat perekonomian global yang selalu tertekan sejak beberapa tahun lalu.
Selaku ekonom yang ikut memantau pergerakan ekonomi dunia 25 tahun terakhir, Purbaya menekankan, sentimen negatif tersebut merupakan bentuk dari ketidakpastian global. Dirinya juga menyadari bahwa ketidakpastian perekonomian dunia selalu muncul dari sisi mana pun setiap waktunya.
"Jadi yang paling pintar, yang paling bagus bagi kita adalah menentukan kebijakan dalam negeri yang baik. Sehingga walaupun ekonomi global gonjang ganjing, kita tidak peduli," ujarnya.
Untuk itu, Purbaya kembali menyampaikan, besarnya pengaruh pasar domestik hingga 80% terhadap ekonomi, membuat Indonesia mesti sadar bahwa kebijakan ekonominya ada di tangan sendiri.
Purbaya juga menyampaikan bahwa situasi perekonomian global saat ini ternyata tidak sejelek yang diperkirakan banyak pihak.
Bank Dunia (World Bank) memproyeksi pertumbuhan global pada 2025 masih tumbuh 2,3%, diikuti pembaikan pertumbuhan di 2026 mencapai 2,4%. Kemudian, lanjutnya, likuiditas di pasar global juga menjadi lebih longgar.
Sebagai informasi, Menkeu Purbaya juga menyampaikan, penguatan industri pengolahan atau manufaktur menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi nasional makin tinggi.
Baca Juga: Mau Tumbuh 8%? Ekonom: RI Jangan Andalkan SDA, Wajib Perbaiki ICOR
Purbaya menyampaikan, transformasi lewat manufaktur merupakan cara paling manjur untuk menggapai lompatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari studi kasus negara-negara maju seperti Korea Selatan (Korsel) maupun China.
"Intinya adalah melakukan transformasi ekonomi. Sejumlah negara melakukan transformasi ekonomi dari agriculture based menuju manufacturing based, dan kemudian ke service based. Negara seperti China, Korsel dan Jerman konsisten mengelola basis manufaktur mereka,” ungkapnya.