c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 April 2023

09:20 WIB

3 Perusahaan Eropa Berminat Investasi Ekosistem Baterai Mobil di RI

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan 3 perusahaan Eropa itu yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo, berminat berinvestasi baterai mobil di Indonesia kepada Presiden.

3 Perusahaan Eropa Berminat Investasi Ekosistem Baterai Mobil di RI
3 Perusahaan Eropa Berminat Investasi Ekosistem Baterai Mobil di RI
Ilustrasi. Pemudik mengisi daya mobil listrik di SPKLU PT PLN (Persero) di 'Rest Area' KM 130A Tol Cikopo-Palimanan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (16/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman, di sela kunjungan kenegaraannya di negara itu, Minggu (16/4).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangannya usai mendampingi Presiden dalam pertemuan mengatakan tiga perusahaan Eropa itu yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo, menyampaikan minatnya berinvestasi di Indonesia kepada Presiden.

"BASF menyampaikan secara langsung minat investasi nya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar US$2,6 miliar," ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Senin (17/4).

Bahlil menjelaskan, nantinya BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem baterai mobil dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan faktor environmental, social and governance (ESG) alias faktor lingkungan, sosial dan tata kelola, serta menggunakan energi hijau.

"Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini," ungkap Bahlil.

Baca Juga: Luhut Pastikan Semua Produsen Mobil Listrik Akan Masuk Ke Indonesia

Sementara itu, perusahaan Volkswagen melalui PowerCo, kata Bahlil, juga turut menyampaikan keinginannya membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia, melalui skema kerja sama dengan sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional.

Bahlil menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

"Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional," tutur Bahlil.

Terbuka pada Investasi
Jokowi menyebut Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama, di antaranya dalam hilirasi industri dan ekonomi hijau. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya ketika menghadiri upacara pembukaan Hannover Messe 2023 di Hannover Congress Centrum, Hannover, Jerman, pada Minggu, 16 April 2023.

“Indonesia tidak sedang menutup diri, justru kami sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama dalam membangun industri hilir di Indonesia,” ucap Presiden.

Dalam membangun industri tersebut, Presiden menilai Indonesia memiliki peluang yang sangat besar, terlihat dari proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia yang mencapai US$545,3 miliar.

“Sampai tahun 2040 ada 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi yang diproyeksikan mencapai nilai investasi US$545,3 billion, ini peluang yang sangat besar, yang saling menguntungkan,” kata Presiden.

Baca Juga: Dubes RI Untuk Jerman: Indonesia is Open for Business

Selain itu, Kepala Negara juga menekankan komitmen Indonesia dalam menjaga keberlangsungan lingkungan yang terlihat dari sejumlah aksi nyata yang telah dilakukan dalam memperbaiki lingkungan serta upaya melaksanakan transisi energi.

“Laju deforestasi turun signifikan dan terendah 20 tahun terakhir, kebakaran hutan turun 88%, rehabilitasi hutan 600.000 Ha hutan mangrove yang akan selesai direhabilitasi di tahun 2024, terluas di dunia, juga dibangun 30.000 Ha kawasan industri hijau,” tuturnya. 

Di samping itu, Presiden menyebut bahwa Indonesia juga menargetkan 23% sumber energi yang dihasilkan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025, serta berencana untuk menutup seluruh pembangkit listrik tenaga uap batu bara di tahun 2050.

“Indonesia juga ingin memastikan bahwa transisi energi menghasilkan energi yang terjangkau bagi masyarakat kita,” ucapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar