13 Juli 2021
17:52 WIB
Tidak berlebihan rasanya kalau dibilang, kursi roda merupakan penemuan yang jenius. Kursi yang bisa berjalan ini, mempermudah seseorang yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk berjalan kaki, bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tapi, tahukah kamu, kursi roda dahulu sudah ditemukan di daerah Basin bagian timur, dataran Mediterania? Bahkan, sejak tahun 4.000 SM. Kala itu, kursi roda dijuluki dengan furnitur bergerak. Dari penemuan itulah, kursi roda terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi dan beredar ke sejumlah negara.
Salah satu bentuk awal dari kursi roda adalah tempat tidur berjalan untuk bayi pada 530 SM di Yunani. Tempat tidur berjalan ini digunakan untuk memanjakan bayi-bayi di lingkungan pejabat kerajaan. Uniknya, justru tidak hanya digunakan untuk bayi kerajaan, tapi juga untuk pejabat kerajaan yang sedang berkuasa.
Ya, pada abad keempat itu, Kerajaan Yunani telah memiliki gaya hidup elegan nan eksklusif. Raja-rajanya terkenal dengan cara mereka menikmati anggur, yakni di atas furnitur beroda. Dari keglamoran inilah, furnitur beroda semakin dikenal luas dan mengalami inovasi. Raja-raja Yunani telah memberikan pengaruh yang besar bagi dunia.
China termasuk negara yang menerima perkembangan kursi roda dari Yunani. Pada 525 Masehi, lukisan yang bercerita mengenai guru besar berkursi roda kayu menjadi penanda penemuan kursi roda di China. Kursi roda dari kayu tersebut dilengkapi dengan sandaran pegangan yang nyaman, namun masih belum memiliki sandaran kaki.
Selain itu, bentuknya masih sedikit besar. Ini menjadi permulaan yang baik bagi perkembangan kursi roda ke depannya. Sebab, kursi roda ini membuat dunia semakin ingin menyempurnakannya.
Beralih ke Spanyol, konon kursi roda dengan fitur yang nyaman ditemukan di masa penguasaan Raja Phillip II. Untuk beristirahat, sang raja menggunakan kursi roda dengan bantalan kepala dan penyanggah kaki sambil menikmati minuman anggur bersama pelayan wanita. Selanjutnya, kursi roda ini menjadi kursi roda sehari-hari Raja Phillip II yang didorongkan oleh para pembantunya.
Kursi roda Raja Phillip II berukuran besar sehingga butuh dua orang pembantu untuk memindahkannya. Kenyamanan yang Raja Phillip II rasakan terhadap kursi rodanya tertuang dalam lukisan hasil karya salah satu seniman kerajaannya.
Seorang penyandang disabilitas mengoperasikan kursi roda elektrik di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/4/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda
Selanjutnya, seorang bernama John Dawson dari Bath, Inggris, menciptakan kursi dengan satu roda kecil dan dua roda besar pada 1783. Pada awal abad ke-19, kursi rodanya sangat laris, meski belum nyaman. Akhirnya, banyak pembenahan yang dilakukan di paruh akhir abad ke-19.
Pada 1869, akhirnya paten diberikan untuk kursi dengan roda kastor kecil di depan dan roda pendorong di belakang. Pada rentang 1867–1875, roda karet berongga ditambahkan pada kursi roda. Roda berjeruji kemudian digunakan pada kursi roda pertama kalinya pada 1900, dan 16 tahun kemudian di London kursi roda bermotor pertama mulai diproduksi.
Kemudian, Ir. Harry Jennings menciptakan kursi roda lipat pertama pada 1932, untuk temannya yang lumpuh bernama Herbert Everest. Kursi roda ini serupa dengan yang terdapat pada kursi roda modern. Akhirnya, berdua mereka mendirikan perusahaan Everest & Jennings, yang selama bertahun-tahun mendominasi pasar kursi roda. Sekitar 18 tahun kemudian, mereka mengaplikasikan transistor motor pada kursi roda manual mereka.
Di banyak negara, kursi roda disiapkan bagi pasien-pasien rumah sakit yang tidak mampu berjalan dan berpindah tempat. Kursi roda juga membantu orang-orang tua dengan berbagai kegiatan mereka. Oh, iya, berolahraga dengan kursi roda mulai dikenalkan pada 1950-an, dan Paralympic Game pertama diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada 1964.
Referensi:
M., Zaenuddin H. (2015). Asal-Usul Benda-Benda di Sekitar Kita: Tempo Doeloe. Jakarta: CHANGE.