c

Selamat

Senin, 17 November 2025

OPINI

18 Juni 2024

15:30 WIB

Manfaat Sosial Dan Ekonomi Ibadah Haji Untuk Indonesia

Ibadah haji memiliki dampak yang luas dan mendalam, tak hanya pada aspek spiritual para pelakunya, melainkan juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Penulis: Akbar Ramadhan

Editor: Rikando Somba

<p>Manfaat Sosial Dan Ekonomi Ibadah Haji Untuk Indonesia</p>
<p>Manfaat Sosial Dan Ekonomi Ibadah Haji Untuk Indonesia</p>

Umat Islam menghadap Kakbah saat berlangsung peristiwa Rashdul Qiblah atau waktu matahari tepat di atas Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (27/5/2024). Antara/Sigid Kurniawan/MCH 2024

Ibadah haji, sebagai salah satu rukun Islam yang kelima, memiliki dampak yang luas dan mendalam tak hanya pada aspek spiritual para pelakunya. Melainkan juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Di Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia, dampak dari ibadah haji ini sangat signifikan. Ada beberapa hal yang kasat mata terlihat dari pelaksanaan ibadah ini. 

Dampak Sosial Ibadah Haji

1. Memperkuat solidaritas dan kesatuan umat Islam

Ibadah haji berperan penting dalam memperkuat solidaritas dan kesatuan umat Islam di Indonesia. Ketika seseorang menunaikan ibadah haji, momen tersebut menjadi kebanggaan bagi komunitas. 

Tradisi mengadakan doa bersama sebelum keberangkatan dan syukuran setelah kepulangan menunjukkan betapa kuatnya rasa solidaritas di antara masyarakat. Keberangkatan jamaah haji sering kali disertai dengan acara pelepasan yang dihadiri oleh anggota keluarga, tetangga, dan teman-teman, yang memperlihatkan dukungan moral dan spiritual yang kuat dari komunitas.

Solidaritas ini tak hanya terbatas pada lingkup keluarga dan teman dekat tetapi juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Banyak masjid dan organisasi kemasyarakatan yang turut serta dalam memfasilitasi berbagai kegiatan terkait haji, mulai dari pelatihan manasik hingga penyambutan kembali para jamaah haji. Hal ini menunjukkan betapa ibadah haji dapat menjadi perekat sosial yang kuat, mempererat hubungan antarindividu, serta memperkuat ikatan komunitas.


2. Mendorong perubahan perilaku sosial yang lebih baik

Kemudian, jamaah haji yang kembali dari Tanah Suci juga sering kali menunjukkan perubahan perilaku yang positif. Pengalaman spiritual yang mendalam selama haji mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. 

Perubahan ini dapat dilihat dalam peningkatan kualitas ibadah, kejujuran, kedermawanan, dan sikap saling menghormati. Para haji sering kali menjadi panutan di komunitas mereka, mendorong anggota masyarakat lain untuk mengikuti jejak mereka dalam meningkatkan kualitas spiritual dan moral.

Perubahan perilaku ini juga terlihat dalam partisipasi sosial dan keagamaan. Para haji biasanya lebih aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungan mereka. Mereka sering kali mengambil peran sebagai imam, penceramah, atau pengurus masjid. Dengan demikian, ibadah haji tak hanya membawa dampak positif bagi individu yang melaksanakannya tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan.


3. Meningkatkan peran sosial dan kepemimpinan

Di banyak komunitas di Indonesia, mereka yang telah menunaikan ibadah haji mendapatkan penghormatan dan diakui sebagai figur teladan. Gelar "Haji" atau "Hajjah" di depan nama mereka menjadi tanda kehormatan dan kepercayaan dari masyarakat. 

Para haji ini sering kali diharapkan untuk mengambil peran lebih aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial, seperti menjadi imam, penceramah, atau pengurus masjid, penceramah, atau pemimpin kegiatan sosial dan keagamaan lainnya. Peningkatan peran sosial ini juga menciptakan efek domino yang positif dalam masyarakat. 

Para haji sering kali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan amal, seperti mendirikan yayasan, membantu orang miskin, dan mengorganisir kegiatan keagamaan di komunitas mereka. Dengan demikian, mereka tak hanya menjadi panutan dalam hal spiritual tetapi juga dalam hal sosial dan kemasyarakatan.

4. Menciptakan seorang pembina moral dan etika untuk generasi muda

Para haji sering kali menjadi panutan bagi generasi muda dalam komunitas mereka. Dengan menunjukkan komitmen mereka terhadap ajaran Islam dan implementasi nilai-nilai moral yang tinggi, para haji dapat menginspirasi generasi muda untuk mencontoh teladan mereka. Keterlibatan mereka dalam pembinaan dan pendidikan agama di lingkungan sekitar juga memperkuat pemahaman dan praktik keagamaan di kalangan generasi muda.

Pembinaan moral dan etika ini sangat penting dalam konteks modern di mana generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan. Para haji dapat memainkan peran penting dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada generasi muda, membantu mereka untuk tetap berada di jalan yang benar dan mengembangkan diri menjadi individu yang berakhlak mulia.

Dampak Ekonomi Ibadah Haji

1. Peluang bisnis hingga lapangan pekerjaan

Ibadah haji juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan, tak hanya bagi Arab Saudi sebagai negara lokasi Tanah Suci umat Islam, tetapi juga bagi Indonesia sebagai negara asal jamaah haji. Perlu diketahui, setiap jamaah haji mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk perjalanan haji. Pada tahun 2023, biaya haji reguler berkisar antara Rp35 juta hingga Rp50 juta per orang. Dengan kuota sekitar 221.000 jamaah per tahun, total pengeluaran jamaah haji bisa mencapai triliunan rupiah. 

Sebagai ilustrasi, jika rata-rata biaya haji adalah Rp40 juta per jamaah, total pengeluaran jamaah haji Indonesia dalam setahun bisa mencapai sekitar Rp8,84 triliun (221.000 x Rp40 juta) per tahun.

Pengeluaran sejumlah tersebut tak hanya digunakan sebagai ongkos perjalanan ke Tanah Suci, melainkan juga digunakan untuk banyak hal selama calon jamaah haji berada di Indonesia. Sektor-sektor seperti agen perjalanan haji dan umrah, penjual perlengkapan haji, serta jasa terkait haji memberikan kontribusi ekonomi yang substansial. Juga, berbagai persiapan yang dilakukan oleh calon jamaah haji, mulai dari pelatihan manasik haji hingga pengadaan perlengkapan, menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis yang berdampak positif pada perekonomian di tanah air.

Indonesia sendiri memiliki lebih dari 1.000 agen perjalanan haji dan umrah yang mempekerjakan ribuan orang. Setiap agen perjalanan bisa menghasilkan pendapatan hingga miliaran rupiah setiap tahunnya. Kementerian Agama mencatat bahwa pendapatan dari biro perjalanan haji dan umrah mencapai lebih dari Rp10 triliun per tahun.


2. Pengeluaran biaya terhadap sektor lainnya

Kemudian, kegiatan ibadah haji juga memberikan berkah tersendiri bagi pengusaha ritel. Menurut laporan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), sektor perdagangan ritel mengalami peningkatan penjualan sebesar 15-20% selama musim haji. Peningkatan tersebut didorong oleh penjualan pakaian ihram, oleh-oleh, dan perlengkapan haji seperti tas, sandal, dan obat-obatan yang meningkat tajam menjelang musim haji.

Sektor berikutnya yang menerima manfaat dari kegiatan ibadah haji adalah sektor akomodasi, seperti perhotelan. Di Indonesia, hotel-hotel di kota embarkasi seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mengalami peningkatan okupansi selama musim haji. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), okupansi hotel di kota-kota embarkasi meningkat hingga 30% selama musim haji.

Industri wisata religi juga mendapat dorongan signifikan dari pelaksanaan ibadah haji. Pemerintah dan sektor swasta di Indonesia memanfaatkan peluang ini dengan mengembangkan paket-paket wisata religi yang menarik. Selain itu, pelatihan manasik haji dan program umrah juga menjadi bagian dari pariwisata religi yang terus berkembang. Data dari Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa wisata religi menyumbang sekitar 5% dari total pendapatan sektor pariwisata Indonesia.

3. Dampak di industri keuangan

Manfaat dari pelaksanaan ibadah haji juga dirasakan oleh sektor keuangan. Banyak calon jamaah yang menabung di bank syariah untuk biaya haji mereka sehingga meningkatkan simpanan dan likuiditas perbankan syariah di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa dana tabungan haji di bank syariah meningkat sebesar 12% per tahun, mencapai lebih dari Rp30 triliun.

Pelaksanaan ibadah haji juga menciptakan efek pengganda berupa penyerapan tenaga kerja. Sektor terkait haji menciptakan ribuan pekerjaan baru, mulai dari pemandu haji, staf agen perjalanan, hingga pekerja di sektor ritel yang menyediakan perlengkapan haji. Studi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor jasa terkait haji menyerap lebih dari 50.000 tenaga kerja setiap tahunnya.

Tak ketinggalan, aktivitas ekonomi yang meningkat dari industri haji juga berkontribusi pada pendapatan pajak bagi pemerintah. Pajak dari perusahaan perjalanan, hotel, dan perdagangan meningkat selama musim haji. Kementerian Keuangan mencatat bahwa pendapatan pajak dari sektor terkait haji memberikan kontribusi sekitar Rp1 triliun setiap tahunnya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) di beberapa wilayah.

Inti dari berbagai hal yang telah dijelaskan, dampak sosial dan ekonomi dari ibadah haji di Indonesia sangat luas dan mendalam. Ibadah haji memperkuat ikatan sosial dan solidaritas umat, mempromosikan perubahan positif dalam perilaku, dan meningkatkan kualitas kepemimpinan, serta pengaruh sosial di komunitas. Selain itu, dampak ekonomi dari ibadah haji juga signifikan, dengan kontribusi besar pada perekonomian domestic secara makro.

Oleh karena itu, dengan pengelolaan yang baik, dampak positif dari ibadah haji dapat semakin diperluas untuk mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik secara spiritual, sosial, maupun ekonomi. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus mendukung pelaksanaan ibadah haji yang efisien dan berkualitas, serta memanfaatkan dampak positifnya untuk pembangunan komunitas yang lebih harmonis dan sejahtera.

 

Referensi:

Asy'ari, M. (2011). Peran Sosial dan Pendidikan Para Haji di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 45-60.
Azra, A. (2005). Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Prenada Media.
Badan Pusat Statistik. (2022). Studi Ekonomi Industri Jasa Haji. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Henderson, J. C. (2011). Religious Tourism and its Economic Dimensions: The Case of Hajj. Current Issues in Tourism, 14(8), 797-802.
Hidayat, K. (2007). Haji: Antara Pengalaman Spiritual dan Realitas Sosial. Jakarta: Republika.
Kementerian Agama RI. (2020). Laporan Tahunan Pelaksanaan Haji. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Laporan Tahunan Pariwisata Religi. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Otoritas Jasa Keuangan. (2023). Laporan Tahunan Perbankan Syariah. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
Qureshi, S. M. (2015). Economic Impact of Hajj: The Experience of Developing Countries. Journal of Islamic Economics, 9(1), 53-72.
Setiawan, D. (2016). Ekonomi Haji dan Dampaknya di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Shalahuddin, M. (2010). Ritual Haji dan Solidaritas Sosial di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yusuf, M. (2014). Kepemimpinan Sosial dan Pengaruh Haji di Indonesia. Jurnal Sosial Keagamaan, 6(2), 120-135.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar