30 Oktober 2024
11:33 WIB
Wihaji Minta Daerah Percepat Penurunan Stunting
Penurunan stunting untuk mendukung generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Petugas mengukur lingkar kepala balita di Posyandu Banjar Gelogor Carik, Denpasar, Bali, Rabu (18/1/ 2023). Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo.
LEBAK - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN Wihaji meminta daerah memperkuat percepatan penurunan stunting atau kekerdilan yang dialami anak di bawah lima tahun (balita).
"Kita berharap, angka stunting dapat ditekan secara signifikan untuk mendukung generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan produktif," kata Wihaji saat kunjungan kerja ke Desa Pasar Keong Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (30/10) dikutip dari Antara.
Pemerintah komitmen untuk mengatasi prevalensi stunting melalui sinergi lintas sektor dengan fokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak serta peran strategis masyarakat setempat.
Menteri Kependudukan melakukan kunjungan itu untuk memastikan bahwa program Bangga Kencana dan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) berjalan efektif di tingkat daerah.
Baca: Target Penurunan Stunting Direvisi, Pemerintah Akui 14% Sangat Ambisius
Program ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan tempat tinggal keluarga, yang turut berperan dalam mengurangi risiko stunting melalui perbaikan sanitasi, kesehatan, dan kelayakan tempat tinggal.
Menteri Kependudukan juga meninjau program Bangga Kencana dan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di sejumlah program utama, seperti kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dan posyandu sebagai garda terdepan pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia tahun 2023 tercatat 21,5% dan hanya turun 0,1% dari tahun sebelumnya 21,6%.
Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%