c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

14 November 2024

19:19 WIB

Waspada Peningkatan Kasus DBD Di Awal Musim Hujan 

Pada tahun 2024 hingga minggu ke-43, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 210.644 kasus dengan 1.239 kematian

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p><strong id="isPasted">Waspada Peningkatan Kasus DBD Di Awal Musim Hujan</strong>&nbsp;</p>
<p><strong id="isPasted">Waspada Peningkatan Kasus DBD Di Awal Musim Hujan</strong>&nbsp;</p>

Seorang Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) menyelesaikan pembuatan mural sosialisasi waspada DBD di Kebon Sirih Timur, Jakarta, Selasa (14/5/2024). Antatra Foto/Bayu Pratama S


JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal musim penghujan. Berdasarkan tren tahun lalu, peningkatan kasus DBD terjadi pada akhir November atau awal Desember.

"Kalau melihat tren-tren dari tahun sebelumnya ada kemungkinan nanti pada akhir tahun terjadi peningkatan dan kemudian di awal tahun depan akan terjadi peningkatan lebih lanjut," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Ina Agustina, dalam temu media daring, Kamis (14/11).

Dia memaparkan, data Kemenkes juga menunjukkan adanya peningkatan kasus DBD dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2024 hingga minggu ke-43, jumlah kasus DBD mencapai 210.644 kasus dengan 1.239 kematian. Sementara itu, pada sepanjang tahun 2023 kasus DBD mencapai 114.720 kasus dengan 894 kematian.

Peningkatan kasus juga terlihat dari incidence rate DBD pada 2024 yang mencapai 75,27/100.000 penduduk. Artinya, terdapat 75,27 kasus DBD per 100.000 penduduk. Angka ini lebih tinggi dari incidence rate DBD pada 2023 yaitu 41,36/100.000 penduduk.

Ina menyebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi kenaikan kasus DBD. Salah satunya adalah 3M Plus, yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Ditambah, memantau wadah air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk, misalnya vas atau pot bunga.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Yudhi Pramono menambahkan, sejak awal 2024 berbagai negara dihadapkan dengan peningkatan kasus DBD. Peningkatan kasus ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim.

Di Indonesia, kata dia, DBD masih menjadi masalah kesehatan karena beban penyakitnya yang tinggi dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Data pada 2024 juga menunjukkan kenaikan kasus DBD mencapai tiga kali lipat dibandingkan tahun 2023 pada periode yang sama.

Untuk mencegah DBD, Yudhi menyebut gerakan 3M Plus perlu dilengkapi dengan gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Dalam gerakan ini satu rumah menetapkan satu juru pemantau jentik (jumantik) yang bertugas memonitor jentik nyamuk di sekitar tempat tinggal.

"Upaya pencegahan dengue ini akan berjalan optimal bila seluruh rumah atau setiap rumah yang ada ikut berperan dan rutin melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk," pesan Yudhi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar