16 April 2024
20:50 WIB
Waspada Hujan Disertai Angin Kencang Sepekan Ke Depan
Potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat, yang disertai kilat atau petir dan angin kencang, dapat terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada periode 16 - 21 April 2024
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
Pengendara melintas saat cuaca mendung gelap di area persawahan Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (8/3/2024). Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
JAKARTA - Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah selama sepekan ke depan.
Kondisi ini, kata dia, dipicu oleh aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer, seperti gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan gelombang atmosfer Kelvin, yang aktif di wilayah Sumatra, Jawa Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Selain itu, sirkulasi siklonik juga terpantau berada di Laut Cina Selatan utara Kalimantan dan Samudra Pasifik utara Papua. Sirkulasi tersebut membuat labilitas atmosfer pada skala lokal yang terpantau masih cukup kuat untuk meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang dengan dampak bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Indonesia,” ujar Guswanto dalam keterangan yang diterima, Selasa (16/4).
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menjelaskan, potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode 16 - 21 April 2024 dapat terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meliputi Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pesisir utara Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua.
Pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal daerah bertopografi curam atau bergunung atau tebing atau rawan longsor dan banjir, agar tetap waspada. Saat seperti ini juga sangat mungkin terjadi fenomena Antecedent Precipitation, yaitu terjadinya curah hujan yang turun sebelumnya dengan kemungkinan dapat memperparah dampak cuaca ekstrem.
Ia juga meminta masyarakat untuk mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya.
“Mohon dipahami yang kami sampaikan ini adalah kondisi secara umum atau general di masing-masing wilayah, untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca melalui aplikasi BMKG,” kata Andri.