18 Juni 2024
20:52 WIB
Warga Sumbar Korban Bencana Marapi Direlokasi Ke Nagari Rambaran
Pemprov Sumbar menyiapkan lahan seluar 3,8 Hektare untuk relokasi warga korban bencana Marapi, di Nagari Rambatan, di kabupaten yang sama.
Editor: Rikando Somba
Normalisasi sungai pasca banjir bandang di kawasan Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (2/6/2024). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
BATUSANGKAR – Warga Kabupaten Tanah Datar yang rumahnya rusak berat atau berada dalam zona merah aliran lahar hujan Gunung Marapi bisa punya rumah dan lahan kembali. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan lahan seluas 3,8 hektare sebagai tempat relokasi bagi mereka, korban bencana.
Lahan yang akan dijadikan tempat relokasi berada di Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.
"Lahan ini merupakan aset Pemprov Sumbar yang akan kita serahkan pada masyarakat yang terdampak bencana banjir dan banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Batusangkar, Selasa.
Menurut Mahyeldi lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan Balai Benih Induk (BBI) Palawija yang saat ini masih difungsikan oleh Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumbar.
Kata Mahyeldi, sebanyak 58 kepala keluarga (KK) yang terkena bencana di Tanah Datar akan direlokasi ke lokasi tersebut.
"Kawasan yang menjadi BBI ini luasnya sekitar 20 hektare. Dari total luas itu, 3,8 hektare akan kita gunakan sebagai lokasi relokasi korban bencana yang tidak memiliki lahan sendiri untuk pembangunan rumah tempat tinggal," katanya.

Ditambahkan, bagi mereka nanti juga akan disiapkan fasilitas penunjang seperti sarana rumah ibadah dan fasilitas lain. Setelah lahan untuk relokasi tersedia, maka untuk pembangunan rumah dan fasilitas akan menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
"Ada proses yang harus dilewati, tapi prinsipnya lahan sudah siap dan kita segera koordinasikan dengan pemerintah pusat untuk pembangunan rumah untuk warga terdampak bencana ini," katanya.
Sebelumnya, bencana banjir dan banjir bandang berulang kali melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Tanah Datar sejak Desember 2023. Bencana terparah terjadi pada 11 Mei 2024 yang menyebabkan banyak korban jiwa dan rusaknya infrastruktur termasuk rumah masyarakat.
Dipantau BNPB
Di kesempatan berbeda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan terus memantau kebutuhan para penyintas banjir lahar dingin Gunung Marapi selama penerapawn masa transisi bencana di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
"BPBD di daerah terus memantau setiap 10 hari pemerintah daerah menyalurkan bantuan logistik kepada penyintas banjir," kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto di Padang, Selasa.

Dikutip dari Antara, Agus Riyanto memaparkan, hingga saat ini pemerintah daerah bersama BPBD setempat masih menyalurkan logistik kepada para korban banjir yang sebagian besar sudah menetap di rumah kerabatnya.
Agus mengatakan, sejak 9 Juni kedua daerah menetapkan sebagai masa transisi bencana seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana pada 8 Juni 2024. Kemudian, selama satu tahun ke depan baik Kabupaten Tanah Datar maupun Kabupaten Agam fokus pada pemulihan sektor-sektor yang rusak atau terdampak akibat banjir lahar dingin yang menerjang pada 11 Mei 2024. "Nantinya ada daerah yang masa transisinya berakhir 9 Juni 2025 dan 31 Desember 2024. Selama kurun waktu itu, Agam dan Tanah Datar fokus ke pemulihan karena kerusakan yang terjadi cukup masif," katanya.
Biasanya. daerah-daerah terdampak bencana hanya menetapkan masa transisi sekitar tiga bulan pascabencana. Namun, besarnya dampak kerusakan di dua wilayah tersebut, pemerintah setempat memutuskan masa transisi selama satu tahun.