30 Maret 2024
17:52 WIB
Editor: Rikando Somba
YOGYAKARTA-Anda berniat ngabuburit di pantai ? Sebaiknya perhatikan seruan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gelombang tinggi saat ngabuburit atau menghabiskan waktu jelang berbuka puasa di pantai selatan Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Apalagi di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas.
Peringatan dini gelombang tinggi di Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY yang berlaku hingga Minggu (31/3) serta akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (30/3), mengatakan imbauan tersebut diberikan karena tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Saat ini, tinggi gelombang di wilayah pantai atau perairan selatan Jabar hingga DIY memang diprakirakan berkisar 1,25-2,5 meter atau masuk kategori sedang, namun di Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai 2,5-4 meter," katanya.
BMKG menilai, potensi terjadinya gelombang tinggi itu dipicu oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang umumnya bergerak dari tenggara-selatan dengan kecepatan berkisar 4-20 knot.
"Oleh karena itu, bagi masyarakat yang memanfaatkan waktu menunggu berbuka puasa atau ngabuburit dengan mengunjungi pantai selatan Jabar, pantai selatan Jateng, maupun pantai selatan DIY terutama wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas atau Samudra Hindia diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan gelombang tinggi menjangkau wilayah itu," katanya.
Tunggul menjelaskna, wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY saat sekarang sedang berada pada masa transisi dari musim angin baratan menuju angin timuran. Karenanya, kondisi tinggi gelombang di perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY cenderung berfluktuasi.
"Berdasarkan model prakiraan tinggi gelombang, tinggi gelombang di perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY pada Minggu (31/3) hingga Senin (1/4) diprakirakan 1,25-2,5 meter atau kategori sedang dan akan kembali meningkat pada hari Senin (1/4) hingga Selasa (2/4)," katanya.
Bahkan pada Senin (1/4) hingga Selasa (2/4), kata dia, gelombang tinggi tidak hanya berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY, juga perairan selatan Sukabumi-Cianjur, perairan selatan Kebumen-Purworejo, perairan selatan Yogyakarta. "Sementara tinggi gelombang di perairan selatan Garut-Pangandaran dan perairan selatan Cilacap diprakirakan masuk kategori sedang, namun masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan tinggi gelombang," kata Teguh.
Seruan Untuk Warga Di Pantai Sumatra
Seruan sama juga dikemukakan Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kls II Maritim Belawan-Medan I Riandiny Lubis di Medan, Sabtu. Dia mengatakan tinggi gelombang 1,25-2,5 meter (sedang) berpeluang terjadi di perairan Barat Aceh, perairan barat Simeulu, hingga Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias.
Tinggi gelombang 2,5-4 meter (tinggi) berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.
Dikutip dari Antara, dia menjelaskan, bahwa pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur laut-timur dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara-selatan dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot. Dan, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Kepulauan Sangihe, Samudra Hindia barat Lampung, dan Samudra Hindia selatan Banten.
Hal sama harus juga diindahkan nelayan yang selayaknya memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang agar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedang kapal feri agar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter serta kapal ukuran besar, seperti kapal kargo/kapal pesiar agar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," katanya.
Powered by Froala Editor