16 Mei 2025
12:37 WIB
885 Warga Aceh Barat Alami Gangguan Jiwa
Mayoritas warga Aceh Barat yang alami gangguan jiwa merupakan ODGJ berat.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Bupati Aceh Barat, Tarmizi, melepaskan rantai besi pada kaki warga yang mengalami gangguan jiwa pada Jumat (2/5/2025). acehbaratkab.go.id.
MEULABOH - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat mencatat, 885 warga setempat mengalami gangguan kesehatan jiwa.
“Dari total 885 kasus kesehatan jiwa di Aceh Barat, sebanyak 789 kasus di antaranya merupakan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) berat,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Cut Hasanuddin di Meulaboh, Provinsi Aceh, Jumat (16/5) dikutip dari Antara.
Sebagai upaya memberikan kesembuhan masyarakat yang saat ini mengalami gangguan jiwa, pemerintah daerah melalui masing-masing petugas kesehatan di setiap puskesmas gencar melakukan kunjungan ke rumah penderita gangguan jiwa.
Selain memberikan obat-obatan yang dibutuhkan para pasien, petugas kesehatan rutin memantau dan menangani kesehatan mereka agar sembuh.
Baca juga: Kemenkes Targetkan 50% Puskesmas Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa
Cut Hasanuddin melanjutkan, sebagian besar warga Aceh Barat yang mengalami gangguan jiwa, di antaranya korban penyalahgunaan narkoba, masalah keluarga, dan faktor ekonomi.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga berkomitmen untuk terus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh, termasuk memastikan ODGJ dan warga lanjut usia memperoleh layanan kesehatan yang layak, manusiawi, dan berkelanjutan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat berpartisipasi penuh dalam program eliminasi pasung bagi ODGJ, dengan berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 54 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa, serta Qanun (Perda) Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesehatan.
Ia mengatakan pemerintah daerah mengajak seluruh pihak terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan mendorong peran keluarga dan komunitas sebagai bagian penting dari proses pemulihan pasien ODGJ.