c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

05 November 2021

08:54 WIB

Wamenlu Nilai Pernyataan Pejabat Inggris Menyesatkan

Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith sebut nol deforestasi dan COP26 Forest Agreement

Editor: Leo Wisnu Susapto

Wamenlu Nilai Pernyataan Pejabat Inggris Menyesatkan
Wamenlu Nilai Pernyataan Pejabat Inggris Menyesatkan
Wamenlu Mahendra Siregar. ANTARA

JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar menegaskan, pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith, tentang nol deforestasi (zero deforestation) dan “COP26 Forest Agreement” menyesatkan. COP26 adalah Pertemuan Para Pihak terkait Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia.

Menurut Mahendra, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu sedang berjalan. Belum ada kesepakatan apapun yang dihasilkan pada 2 November 2021, ketika deklarasi para pemimpin tentang hutan dan penggunaan lahan dirilis oleh Inggris.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/11), Wamenlu Mahendra mengatakan, pertemuan yang mendasari lahirnya deklarasi tersebut adalah “Leaders Meeting on Forrest and Land Use”.

“Dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi ‘end deforestation by 2030’ (mengakhiri deforestasi pada 2030-red,” papar Wamenlu Mahendra seperti dikutip dari InfoPublik.

“Dalam menyikapi pernyataan Goldsmith kita harus mawas diri, jangan lengah, dan tidak boleh terpengaruh,” urai dia.

Sebaliknya, Wamenlu mengatakan, Indonesia akan terus fokus dalam pengelolaan hutan, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan COP maupun dalam leaders meeting pada 2 November 2021.

“Apalagi yang diungkapkan Presiden Jokowi tentang upaya dan pengelolaan hutan kita diapresiasi banyak negara karena memberikan hasil konkret,” tulis dia.

Lebih lanjut, Mahendra mengungkapkan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan terbesar dalam pencegahan karhutla dan deforestasi.

“Jadi ada fakta yang kontras. Kita berhasil mengelola hutan, sementara di belahan lain termasuk negara-negara maju seperti AS, Australia, dan Eropa dilanda karhutla yang terbesar selama ini,” jelas Wamenlu Mahendra.

Sebelumnya, Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith mengatakan, telah terkumpul komitmen lebih dari 100 negara, yang mewakili lebih dari 85% hutan dunia, untuk mengakhiri deforestasi pada 2030.

Pernyataan yang merupakan bagian dari dokumen berjudul “COP26 Forest Agreement” itu dia unggah melalui media sosial Twitter pada 2 November 2021.

Padahal, berdasarkan dokumen deklarasi para pemimpin dunia termasuk Indonesia, yang berkumpul di Glasgow untuk menghadiri KTT tersebut, sama sekali tidak disebutkan pernyataan tentang mengakhiri deforestasi.

Deklarasi tersebut menegaskan komitmen para pemimpin untuk bekerja secara kolektif guna menghentikan dan membalikkan hilangnya hutan dan degradasi lahan pada 2030. Sambil, mengupayakan pembangunan berkelanjutan dan mempromosikan transformasi pedesaan yang inklusif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar