c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

NASIONAL

07 Juni 2025

14:48 WIB

Wamendikdasmen Ingatkan Dampak Penggunaan Gawai Berlebih Pada Anak

Penggunaan gawai secara berlebihan berisiko menurunkan stimulasi intelektual, emosional, dan sosial

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Wamendikdasmen Ingatkan Dampak Penggunaan Gawai Berlebih Pada Anak</p>
<p>Wamendikdasmen Ingatkan Dampak Penggunaan Gawai Berlebih Pada Anak</p>

Ilustrasi seorang anak bermain ponsel. Shutterstock/chanonnat srisura  


JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyoroti dampak penggunaan gawai secara berlebihan pada anak usia dini. Hal ini penting diperhatikan mengingat tsunami digital sedang melanda anak-anak.

Dia memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 33,4% anak usia 0–6 tahun terbiasa menggunakan gawai. Jika dirinci, anak usia 0-4 tahun yang terbiasa menggunakan gawai mencapai 25%, sedangkan anak usia 5-6 tahun yang terbiasa menggunakan gawai mencapai 52%.

"Penggunaan gawai ini berisiko menimbulkan gejala brain rot, yaitu menurunnya stimulasi intelektual, emosional, dan sosial akibat paparan digital yang berlebihan,” ujar Fajar melalui keterangan tertulis, Sabtu (7/6).

Dia melanjutkan, penggunaan gawai pada anak tak lepas dari pengaruh pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua serta guru yang sering menggunakan gawai. Contohnya, banyak orang tua memberikan gawai pada anak-anak agar orang tua bisa menyelesaikan pekerjaan atau menikmati waktu sendiri. Hal ini bisa menjadi bumerang di masa depan.

Fajar berkata, selain orang tua, salah satu pihak yang berperan penting mendampingi dan mendidik anak usia dini di era digital adalah fasilitator Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI).

PAUD pun dia sebut harus lebih menekankan metode belajar konvensional yang mengedepankan interaksi fisik. Contohnya, membaca buku cetak dan bermain secara langsung yang bisa merangsang kecerdasan anak.

Fajar juga mengajak para fasilitator PAUD HI untuk menjadi agen perubahan yang bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengasuhan yang seimbang. Selain itu, mendorong implementasi PAUD HI yang berkualitas di daerah.

“Dengan pendampingan aktif dan konsisten, serta kolaborasi lintas sektor, kita berharap dapat mencetak generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” tutup Fajar.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar