28 Mei 2025
14:57 WIB
Wamen Stella Ingin Riset Berdampak Nyata Bagi Masyarakat
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie mengingatkan, riset bukan sekadar aktivitas akademis, tetapi harus menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat
Editor: Nofanolo Zagoto
Wamendiktisaintek Stella Christie (tengah) dalam Workshop for Women in Science Grassroots in Indonesia 2025 di Surabaya, Selasa (27/5/2025). ANTARA/HO-Kemdiktisaintek RI
JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menekankan komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem riset nasional yang inklusif, berdampak nyata, dan terhubung dengan pengambilan kebijakan publik.
Hal ini disampaikan dalam dua agenda penting yang dihadirinya, yakni Workshop for Women in Science Grassroots in Indonesia 2025 yang diselenggarakan Organization for Woman in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia, serta kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) untuk meninjau langsung riset unggulan kampus di Surabaya pada Selasa (27/5).
"Riset harus melewati proses hilirisasi agar tidak berhenti sebagai temuan di laboratorium saja. Kami dorong agar riset yang dilakukan peneliti dapat langsung diintegrasikan ke dalam kebijakan dan industri. Ini akan menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan berdampak luas," kata Wamendiktisaintek Stella Christie melalui keterangan di Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu (28/5).
Wamendiktisaintek menyampaikan berbagai langkah strategis Kemendiktisaintek, dengan fokus pada hilirisasi riset yang efektif dan pemberdayaan perempuan dalam dunia sains yang selama ini masih minim representasi.
Ia menilai riset bukan sekadar aktivitas akademis, tetapi harus menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
Untuk itu, Kemendiktisaintek tengah mengembangkan sistem digital, seperti portal, untuk memetakan seluruh peneliti dan pakar di Indonesia.
"Dengan portal nasional ini kami ingin mempercepat kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan pelaku industri. Kolaborasi ini kunci agar riset kita bisa menjawab kebutuhan pembangunan nasional secara cepat dan tepat sasaran," ungkapnya.
Peneliti Perempuan
Dalam hal pemberdayaan perempuan, Stella menekankan pentingnya dukungan nyata dalam pengembangan karier dan akses riset.
"Perempuan sering menghadapi tantangan yang berbeda dalam dunia sains. Kami mendorong kebijakan yang memberi ruang lebih besar bagi perempuan untuk mendapatkan kesempatan riset, pengembangan diri, dan terlibat dalam pengambilan keputusan, agar suara perempuan dalam sains semakin kuat dan berpengaruh," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I ITS Nurul Widiastuti menyatakan dukungan penuh ITS terhadap upaya inklusivitas gender dan pengembangan riset perempuan.
"Kami di ITS berkomitmen mendukung perempuan peneliti melalui kebijakan yang konkret. Tidak cukup hanya memberikan kesempatan riset, tetapi juga membangun keberlanjutan karier dan peran perempuan dalam pengambilan kebijakan sains," ujar Nurul.
Diketahui, Kemendiktisaintek akan terus berusaha konsisten dalam membangun ekosistem riset yang inklusif dan terintegrasi dengan kebijakan serta dunia usaha.
Hilirisasi riset dan pemberdayaan perempuan dalam sains juga menjadi salah satu fokus utama agar Indonesia bisa bersaing secara global dengan riset yang berdampak dan berkelanjutan.