11 Mei 2022
14:22 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
KUPANG – Pengajar sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Universitas Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur, Lazarus Jehamat menilai, urbanisasi warga dari desa ke kota di provinsi itu setelah hari raya Idulfitri 1443 Hijriah/2022, memiliki dampak ekonomi yang kecil. Menurut dia, warga pedesaan yang melakukan urbanisasi ke kota sangat terbatas.
"Kehadiran warga yang baru datang dari desa ke kota hanya akan menambah beban sosial masyarakat kota. Populasi warga semakin padat dan peluang kerja terbatas," kata Lazarus di Kupang, Rabu (11/5) seperti dikutip dari Antara.
Lazarus mengatakan hal itu terkait dampak sosial terjadinya urbanisasi warga dari desa ke kota setelah hari raya berlangsung.
Menurut dia, untuk konteks Provinsi Nusa Tenggara Timur, mudik Idulfitri 1443 H tidak terlalu signifikan terhadap urbanisasi. Karena, daya tarik kota yang kecil apalagi pembangunan di level desa pun sudah mulai menggeliat saat ini.
"Apabila terjadi urbanisasi, dampak ke ekonominya pun kecil yang ada malah dampak sosial. Artinya, urbanisasi pasca lebaran hanya sedikit yang berimbas ke ekonomi. Dia hanya menambah beban sosial masyarakat kota," tegas Lazarus.
Ia mengatakan alasan seseorang pindah ke kota selama ini terjadi karena ingin memperbaiki hidup. "Meski untuk satu dua kasus, alasan seperti itu sulit diterima," tegas dia lagi.
Dia menambahkan pandemi covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun lebih memang memberi dampak buruk bagi perkembangan ekonomi seseorang bahkan keluarga. Sehingga, mendorong warga yang semula bekerja di wilayah perkotaan memilih kembali ke desa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah angkatan kerja NTT pada Februari 2022 sebanyak 2,83 juta orang. Jumlah itu turun 0,05 juta orang dibanding Februari 2021. Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,37%.
Pada periode sama, penduduk yang bekerja sebanyak 2,74 juta orang atau turun 0,05 juta orang dari Februari 2021.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor industri pengolahan (2,62% poin). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (8,39% poin).
Sebanyak 2,08 juta orang (76,14%) bekerja pada kegiatan informal, turun 2,59% poin dibanding Februari 2021.
Persentase setengah pengangguran naik 2,58% poin. Sementara, persentase pekerja paruh waktu turun sebesar 2,35% poin dibandingkan Februari 2021.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 3,30%, turun sebesar 0,08% poin dibandingkan Februari 2021.
Terdapat 211,79 ribu orang (5,51% penduduk usia kerja) yang terdampak covid-19. Terdiri dari pengangguran karena covid-19 (11,39 ribu orang). Kemudian, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena covid-19 (2,88 ribu orang).
Sementara itu, tidak bekerja karena covid-19 (3,54 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 (193,99 ribu orang).