15 Desember 2022
10:06 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Manajemen PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menyatakan, armada bus mereka yang tidak beroperasi bukan karena sengaja dibiarkan tidak dirawat.
"Seluruh armada TransJakarta telah beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah diatur," papar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan TransJakarta, Anang Rizkani Noor dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/12) seperti dikutip dari Antara.
Dia menambahkan, pengaturan jadwal dilakukan sejak angka penularan covid-19 sedang tinggi. Kondisi itu akhirnya menyebabkan banyak rute bus TransJakarta dikurangi untuk menghambat penularan di tahun 2020-2022.
Sampai saat ini, sebagian besar rute sudah mulai dibuka, akan tetapi masih ada yang masih ditutup. Jadi, berdampak kepada adanya beberapa bus yang tidak beroperasi secara penuh.
"Dengan segala keterbatasan dan kendala operasional, TransJakarta mengatur agar armada miliknya tetap berjalan secara bergantian, sehingga sekitar 70 persen beroperasi, dan sisanya dioperasikan bergantian termasuk untuk perawatan," urai dia.
Hingga Desember 2022, TransJakarta beroperasi di 216 rute, dengan reaktivasi sebanyak 39 rute, dan pembukaan rute baru mencapai 16.
"TransJakarta mengoptimalkan operasi armada bus yang sesuai kebutuhan rute dan penumpang," sambung dia lagi.
Sebelumnya, Pemerintah DKI Jakarta diminta melakukan investigasi mendalam terhadap PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), perusahaan milik pemda setempat.
Hal ini buntut maraknya bus TransJakarta berjenis low entry yang tidak dioperasikan di pool Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari menilai, Pemprov DKI harus investigasi manajemen TransJakarta dan Dinas Perhubungan DKI untuk mengetahui alasan mangkraknya bus tersebut.
"Dari informasi yang beredar bus-bus tersebut bermerek Scania dan Mercedes Benz yang dibeli tahun 2018, jadi masih relatif baru. Itu adalah aset negara yang dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat banyak," urai Eneng dalam keterangan tertulis, Rabu (14/12).
Eneng khawatir jika dibiarkan menganggur, bus tersebut bisa rusak dan buntutnya bisa menimbulkan kerugian negara.
Situasi tersebut juga bisa menyebabkan pelayanan masyarakat terganggu, apalagi saat ini kemacetan dan kepadatan lalu lintas sudah kembali seperti sebelum pandemi.
"Masyarakat juga dirugikan karena harus lama menunggu dan berdesak-desakan saat jam sibuk akibat jumlah bus TransJakarta masih kurang, dan Dinas Perhubungan perlu menjelaskan hal ini kepada publik," papar Eneng.