20 Mei 2024
18:31 WIB
Tips Agar Jemaah Haji Terhindar Dari Mabuk Udara
Jemaah haji diminta untuk menghindari makanan yang memicu meningkatnya gas lambung seperti makanan pedas, makanan bersantan, makanan asam, durian, kol, kacang-kacangan sebelum dan sesudah penerbangan ke Tanah Suci agar terhindar dari mabuk udara atau motion sickness
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
Petugas AVSEC membantu jamaah calon haji untuk diberangkatkan ke bandara di Asrama haji Embarkasi Kertajati, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (15/5/2024). Antara Foto/Dedhez Anggara
JAKARTA - Perjalanan jemaah haji asal Indonesia menuju Arab Saudi memakan waktu kurang lebih 9-11 jam. Hal ini rentan membuat jemaah haji belum terbiasa bepergian dengan pesawat mengalami mabuk udara atau motion sickness.
Petugas Kesehatan dari Daerah Kerja (Daker) Bandara, Yuliana mengatakan, motion sickness merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem penglihatan, keseimbangan, dan peraba dalam tubuh tidak selaras. Kondisi ini akan memunculkan rasa mual atau pusing pada seseorang saat berada di pesawat terbang dalam waktu yang cukup lama.
“Kasus yang banyak terjadi selama penerbangan, bagi jemaah haji biasanya mabuk udara, atau motion sickness, jadi kebetulan yang pergi, jemaah haji yang mungkin jarang bepergian dengan pesawat dalam waktu yang lama masa terbangnya,” ujar Yuliana dalam keterangan yang diterima Senin (20/5).
Yuliana mengatakan, pencegahan motion sickness dapat dilakukan dengan mengenali gejalanya, seperti pusing, sakit kepala, mual, dan perut kembung. “Yang pasti pahami gejalanya apa saja, nanti saat merasakan langsung lapor kepada petugas agar diberikan sejumlah penanganan medis agar bisa lebih baik nantinya,” ujar Yuliana.
Yuliana juga memberikan beberapa tips kepada jemaah haji agar terhindar dari mabuk udara selama penerbangan. Pertama, hindari makanan yang memicu meningkatnya gas lambung seperti makanan pedas, makanan bersantan, makanan asam, durian, kol, kacang-kacangan pada saat sebelum, selama, dan sesudah penerbangan.
Kemudian, hindari minuman yang memicu meningkatnya gas lambung, misalnya, susu, kopi dan minuman soda sebelum, selama, dan sesudah penerbangan. Makan yang cukup sebelum penerbangan, jangan biarkan perut kosong ataupun kekenyangan.
Selanjutnya, pilih tempat duduk di samping jendela dan tengah pesawat sejajar sayap pesawat agar minimal terasa turbulensinya. Serta tidur dan istirahat yang cukup selama perjalanan.
“Kalau bisa hirup aroma terapi seperti minyak kayu putih dan minyak angin, kemudian minum obat anti mabuk, koordinasi dengan dokter kloter, dan tekan pertengahan pergelangan tangan yang merupakan titik akupuntur jika mual,” ujar Yuliana.