c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

16 Februari 2024

20:30 WIB

Tiga Ngengat Jenis Baru Ditemukan, Salah Satunya Hama Cengkeh

Ngengat jenis Cryptophasa warouwi perlu diwaspadai petani, lantaran berpotensi merusak batang dan ranting cengkeh

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

Tiga Ngengat Jenis Baru Ditemukan, Salah Satunya Hama Cengkeh
Tiga Ngengat Jenis Baru Ditemukan, Salah Satunya Hama Cengkeh
Ngengat Cryptophasa warouwi. Dok. BRIN

JAKARTA - Sejumlah peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama tim dari Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi menemukan tiga jenis ngengat baru. Ketiganya adalah Cryptophasa warouwi, Glyphodes nurfitriae dan Glyphodes ahsanae.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima, ngengat jenis pertama atau Cryptophasa warouwi merupakan hama endemik baru dari Pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Ngengat ini perlu diwaspadai petani karena berpotensi merusak batang dan ranting cengkeh. Sedangkan, dua jenis ngengat lainnya berasal dari Papua.

Salah satu peneliti PRBE BRIN yang terlibat dalam penemuan itu, Hari Sutrisno menjelaskan, Cryptophasa warouwi merupakan jenis hewan nokturnal yang memotong daun untuk makanan, membuat terowongan, lalu menutup lubangnya dengan anyaman sutra dan kotoran. Hal ini mengakibatkan kerusakan cabang dan ranting yang menurunkan densitas daun pada tanaman cengkeh.

“Pada tahun 2023 aktivitas serangan (hewan) tersebut pernah menyebabkan kerusakan yang bervariasi pada tanaman cengkeh di lima kecamatan Pulau Sangihe, Sulawesi Utara," ujarnya melalui keterangan pers, Jumat (16/2).

Dosen Universitas Sam Ratulangi, Jackson F. Watung menambahkan, baru-baru ini tim peneliti menemukan Cryptophasa warouwi tidak hanya menyerang tanaman cengkeh. Namun, juga menyerang tanaman jambu air dan jambu biji.

Serangan ini menurutnya dapat dikategorikan sebagai serangan hama oligofag. Oligofag berarti hama yang memiliki dua atau lebih tanaman inang.

"Sangat penting untuk segera mengembangkan rencana strategi pengendalian hama, analisis risiko hama, menyusun daftar hama karantina, dan manajemen pengelolaan hama lainnya,” jelasnya.

Peneliti PRBE BRIN lainnya, Pramesa Narakusumo menambahkan, ngengat yang persebarannya meluas pada 2023 ini berwarna coklat tua. Karakter paling khas dari ngengat jenis ini adalah struktur tegas pada alat kelaminnya. Kode batang DNA juga menunjukkan jenis ini berkerabat dengan spesies Cryptophasa lainnya, tapi mempunyai antena jantan yang mirip dengan genus Paralecta.

Ia berpendapat, temuan tiga jenis ngengat ini tak hanya mengidentifikasi biodiversitas Indonesia, tapi juga memperkaya pengetahuan yang bisa membantu pengendalian hama. Selain itu, temuan ini akan memperkuat pengetahuan sistematika ordo Lepidoptera. Jadi, ilmuwan bisa menentukan peran masing-masing jenis ngengat di alam.

"Temuan ini menjadi referensi penting bagi pemerintah untuk menentukan status hama, kebijakan pengendalian, menghitung tingkat serangan, dan menelusuri daerah sebaran hama di sebuah wilayah. Sehingga, petani dapat terhindar dari kerugian ekonomi," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar