c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

07 November 2025

15:54 WIB

Tarakan, Kota Paling Sering Dilanda Gempa di Kalimantan

Sejarah menunjukkan Tarakan telah berulang kali diguncang gempa dengan kekuatan signifikan dibanding daerah lain di Kalimantan.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Tarakan, Kota Paling Sering Dilanda Gempa di Kalimantan</p>
<p>Tarakan, Kota Paling Sering Dilanda Gempa di Kalimantan</p>

Ilustrasi gempa. Tampak grafik getaran gempa yang tercatat pada seismograf. Shutterstock/vchal.

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), merupakan wilayah dengan aktivitas gempa paling tinggi di Pulau Kalimantan, berdasarkan catatan kegempaan sejak awal abad ke-20.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (7/11) mengatakan, data sejarah menunjukkan Tarakan telah berulang kali diguncang gempa dengan kekuatan signifikan. Walau, secara umum Kalimantan tergolong wilayah dengan tingkat kegempaan rendah dibandingkan kawasan lain di Indonesia.

“Kalimantan bukan wilayah bebas gempa dan potensi gempa merusak tetap ada, meskipun aktivitas seismiknya lebih rendah dibanding kawasan lain di Indonesia seperti Sumatra, Jawa, atau Sulawesi. Dan dari hasil analisis data historis, Tarakan menjadi daerah paling aktif gempa di Kalimantan,” lanjut Daryono.

Berdasarkan Katalog Gempa BMKG, lanjut dia, Tarakan tercatat mengalami sejumlah gempa besar pada 1923, 1925, 1936, 2015, dan 2025, dengan magnitudo antara 4,8 hingga 7,0. 

Beberapa di antaranya menimbulkan kerusakan sedang hingga berat pada bangunan rumah, fasilitas umum, serta memicu rekahan tanah di wilayah pesisir.

Selain Tarakan, kata dia, sejumlah wilayah lain di Kalimantan juga pernah diguncang gempa signifikan, seperti Sangkulirang (Kalimantan Timur, 1921) yang disertai tsunami, Pulau Laut (Kalimantan Selatan, 2008), dan Banjar (Kalimantan Selatan, 2024) akibat aktivitas Sesar Meratus.

Baca juga: Gempa M4,8 di Tarakan Picu Kerusakan Bangunan    

"Gempa Tarakan 5 November 2025 dengan magnitudo hanya 4,8 magnitudo, namun menimbulkan kerusakan nyata, menunjukkan bahwa gempa dangkal dekat permukiman sangat berpotensi merusak," kata dia.

Daryono menjelaskan, meskipun intensitas guncangan di Kalimantan relatif jarang, aktivitas sesar-sesar aktif seperti Sesar Tarakan, Sesar Maratua, dan Sesar Meratus kini menjadi fokus pemantauan BMKG.

BMKG juga tengah memperkuat jejaring pemantauan seismik di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan infrastruktur strategis dan mitigasi bencana di wilayah tersebut, termasuk di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Rangkaian gempa sejak 1923 hingga kini menjadi catatan penting untuk mitigasi. Kualitas bangunan masih menjadi faktor utama yang menentukan besarnya dampak. BMKG berpesan masyarakat perlu memastikan bangunan tahan guncangan sesuai standar bangunan tahan gempa. Edukasi publik menjadi kunci untuk membangun budaya sadar bencana,” kata Daryono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar