07 September 2024
10:39 WIB
Tanda Mpox Berbeda Dengan Cacar Air
Gejala mpox dan cacar air berbeda, namun tetap harus waspada.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Pewarta foto mengambil gambar perkembangan kasus virus MPOX saat konferensi pers di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/9/2024). Antara Foto/Raisan Al Farisi.
JAKARTA - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) menjelaskan perbedaan gejala mpox dan cacar air. Salah satu perbedaannya terlihat dari lenting yang muncul di kulit.
Ketua Perdoski, Hanny Nilasari menjelaskan bahwa persebaran lenting cacar air biasanya dimulai dari satu titik pada tubuh yang meluas ke area lain, misalnya ke lengan atau bahkan kulit kepala. Persebaran lenting ini berlangsung cepat dalam waktu beberapa hari.
"Kalau cacar monyet atau mpox ini kelainan kulitnya bisa terbatas, biasanya hanya satu titik di area wajah misalnya atau satu titik di area genital. Perkembangannya juga tidak terlalu cepat," ujar Hanny dalam gelar wicara daring yang disiarkan saluran YouTube resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (6/9).
Dia melanjutkan, mpox juga memiliki gejala subjektif yang berbeda dengan cacar air. Gejala ini meliputi demam tinggi, meriang, rasa tidak nyaman pada badan, rasa pegal, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Selain itu, kata Hanny, petugas kesehatan biasanya menanyakan riwayat bepergian ke negara-negara endemik mpox untuk memastikan kasus mpox.
"Cacar air juga umumnya terjadi pada anak-anak kalau cacar monyet umumnya terjadi pada orang dewasa," tambah Hanny.
Dia mengingatkan, mendiagnosis penyakit pada diri sendiri bukan tindakan yang bijak. Oleh karena itu, masyarakat yang menemukan kelainan kulit serupa cacar air atau mpox harus datang ke fasilitas kesehatan. Tujuannya, memastikan jenis penyakit yang diderita.
Jika terkonfirmasi mpox, pasien perlu melakukan isolasi agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Isolasi bisa dilakukan di rumah jika pasien bergejala ringan.
Sementara itu, pasien yang bergejala berat wajib melakukan perawatan khusus di rumah sakit. Terlebih, jika mereka memiliki komorbid lainnya.
"Pada pasien anak, pasien dengan inflamasi yang lain, atau pasien-pasien yang hamil itu juga harus mendapatkan perawatan khusus," pungkas Hanny.