17 Juni 2025
12:13 WIB
Tanah Bergerak Purwakarta, Jasa Marga Jamin Tol Cipularang Aman
Temuan sementara, tanah bergerak di Purwakarta tak memengaruhi jalan tol Cipularang, namun tetap harus ada penelitian lebih lanjut.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi tanah bergerak. ANTARAFOTO/Harviyan Perdana Putra.
PURWAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) memastikan, bencana tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tidak berdampak terhadap jalan Tol Cipularang.
"Sampai saat ini jalan Tol Cipularang masih aman untuk dilalui," kata Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Agni Mayvinna dikutip dari Antara di Purwakarta, Selasa (17/6).
Berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM) selaku anak usaha Jasa Marga yang melakukan pemeliharaan jalan tol, lokasi tanah bergerak yang terdekat berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan Tol Cipularang. Sedangkan, arah tanah bergerak menuju utara sehingga tidak bersinggungan dengan jalan Tol Cipularang.
Meski begitu, urai Agni, Perseroan akan melakukan kajian lebih mendalam untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) melalui Representative Office 3 terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat dan Dinas Pekerjaan Umum untuk bersama melakukan pemantauan jika terjadi bencana susulan dan potensi berdampak ke Tol Cipularang.
Jasa Marga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama melintasi Tol Cipularang dan akan melakukan upaya-upaya antisipasi untuk mencegah dampak kerusakan ke jalan tol.
Baca juga: Penghijauan Koridor Tol Untuk Kendalikan Emisi
Berdasarkan laporan sementara, bencana pergerakan tanah tersebut mengakibatkan sekitar 70 bangunan mengalami kerusakan, yang terdiri atas 57 rumah rusak berat, 1 fasilitas umum rusak berat, 1 tempat ibadah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 8 rumah rusak ringan
Berdasarkan data BPBD Purwakarta, pada 11-14 Juni 2025 tanah bergerak atau tanah ambles telah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit.
Kejadian ini juga menyebabkan puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul terpaksa dipindahkan.
Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bencana tanah bergerak di daerah tersebut sudah terjadi beberapa kali, sejak Minggu (20/4), pukul 22.00 WIB, Rabu (23/4), pukul 20.00 WIB, Senin (19/5), pukul 07.00 WIB, Rabu (21/5), serta Sabtu (14/6).
Secara morfologi, daerah bencana yang memiliki ketinggian 370 meter di atas permukaan laut itu berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam.