c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

01 Oktober 2024

18:02 WIB

Susu Ikan Bukan Pengganti Susu Sapi

Pakar gizi dan Guru Besar FKM Universitas Airlangga, Annis Catur Adi mengingatkan, susu ikan memiliki potensi risiko alergi, khususnya pada anak-anak atau orang dengan sensitivitas tinggi terhadap histamin

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Susu Ikan Bukan Pengganti Susu Sapi</p>
<p>Susu Ikan Bukan Pengganti Susu Sapi</p>

Dua orang anak menunjukkan produk susu ikan saat peluncuran di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/8/2023). Antara Foto/Dedhez Anggara

JAKARTA - Pakar gizi sekaligus Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), Annis Catur Adi mengatakan, susu ikan sebaiknya dianggap sebagai pelengkap, bukan pengganti susu sapi. Pasalnya, keduanya memiliki kandungan nutrisi yang berbeda.

"Kandungan utama dalam susu ikan analog yang bisa kita dapatkan dari berbagai jenis ikan adalah protein, asam lemak omega 3, selenium, dan vitamin D," papar Annis melalui keterangan tertulis di laman resmi Unair, Selasa (1/10).

Dia melanjutkan, kandungan nutrisi itu sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel serta kesehatan tulang dan otak.

Sementara itu, susu sapi kaya akan kandungan kalsium, vitamin D, protein, dan karbohidrat, khususnya laktosa yang menjadi komponen penting bagi kesehatan tulang.

Annis juga mengingatkan, susu ikan memiliki potensi risiko alergi, khususnya pada anak-anak atau orang dengan sensitivitas tinggi terhadap histamin. Oleh karena itu, konsumsi susu ikan analog harus dilakukan secara hati-hati terutama pada kelompok rentan.

Selain itu, dia juga mengatakan penggunaan istilah susu ikan tidak tepat dan bisa membuat masyarakat bingung. Pasalnya, ikan tidak memiliki kelenjar mamae yang menghasilkan susu seperti hewan mamalia umumnya.

"Oleh karena itu, produk dari ikan tersebut lebih tepat kita sebut susu analog atau minuman berprotein dari ikan,” tegas Annis.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistiyo berkata, konsumsi susu ikan tidak hanya dapat meningkatkan asupan protein, tapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat.

Pasalnya, dengan kapasitas produksi 492.000 ton susu ikan per tahun diperkirakan dapat menyerap sebanyak 195.796 orang nelayan, 73.800 orang yang bekerja di industri Hidrolisat Protein Ikan (HPI), dan 35.593 orang dalam industri susu ikan.

Selain itu, Budi yakin program makan siang bergizi gratis diperkirakan membutuhkan bahan baku ikan sekitar 352.000 ton. Ini berdampak pada perputaran ekonomi sekitar Rp7,05 triliun.

Adapun terkait kandungan gizi susu ikan analog dan susu sapi dia menyebut keduanya memiliki kelebihan masing-masing.

"Tidak ada hal yang diperdebatkan, semua mempunyai satu kelebihan dan itu kita petakan," ujar Budi seperti diberitakan Antara, Selasa (17/9).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar