04 Oktober 2024
17:18 WIB
Survei: Publik Ingin Oposisi Kuat Di DPR Saat Prabowo Jadi Presiden
Menurut survei Indikator Politik Indonesia, mayoritas masyarakat ingin ada oposisi kuat di DPR untuk mengontrol jalannya pemerintahan Prabowo Subianto
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Nofanolo Zagoto
Presiden terpilih Prabowo Subianto. Antara Foto/Dhemas Reviyanto
JAKARTA - Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait harapan masyarakat tentang koalisi dan oposisi pemerintahan selanjutnya. Hasilnya mayoritas publik ingin adanya oposisi kuat di DPR untuk mengontrol jalannya pemerintahan Prabowo Subianto.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo menyampaikan, publik yang memilih adanya oposisi kuat itu mencapai 55,8%.
Sementara yang memilih partai-partai di DPR sebaiknya bergabung dalam koalisi pendukung Pemerintahan Prabowo sebanyak 29,4%. Sisanya, 14,8% memilih tidak menjawab atau tidak tahu.
“Jadi jauh lebih banyak mengatakan perlu ada oposisi. Ini kaitannya dengan demokrasi, check and balances,” ujarnya, dalam rilis Evaluasi Publik terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo secara daring, Jumat (4/10).
Hendro menjelaskan, latar belakang Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait koalisi dan oposisi ini, karena ada isu kecenderungan politisi bersama-sama masuk dalam Pemerintahan Prabowo semua.
Di sisi lain, ada juga pihak yang mengkhawatirkan masa depan demokrasi jika semua partai masuk dalam pemerintahan.
“Maka kita uji dengan menyodorkan dua pernyataan. Partai-partai di DPR sebaiknya bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo, yang satunya harus ada oposisi yang kuat di DPR untuk mengontrol jalannya pemerintah Prabowo,” tambahnya.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 22 sampai 29 September 2024. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di survei nasional yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara angkat bertingkat (multistage random sampling).
Sampel tambahan diambil dari 11 provinsi terbesar, yakni Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel. Masing-masing wilayah jumlah respondennya 300, sementara Sumbar menjadi 200 responden.
Margin of error kurang lebih 2,3% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.