20 Maret 2025
20:21 WIB
Survei KedaiKOPI: 83,8% Pemudik Setuju Kebijakan WFA
Mayoritas responden bahkan menilai WFA bermanfaat untuk mendorong perekonomian di daerah tujuan mudik
Ilustrasi Work From Anywhere. Shutterstock/Perfect Angle Images
JAKARTA - Hasil survei dari Lembaga Survei KedaiKOPI mengungkapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) disetujui 83,8% pemudik untuk kelancaran Lebaran tahun ini. Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo mengatakan, survei juga menyoroti kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi kepadatan arus mudik.
"Sebanyak 75,7% responden mengetahui kebijakan ini, dan 83,8% di antaranya setuju, WFA dapat membantu mengurangi kemacetan. Mayoritas responden menilai WFA bermanfaat untuk mendorong perekonomian di daerah tujuan mudik," ujar Ibnu Dwi Cahyo di Jakarta, Kamis.
Menanggapi survei tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo mengatakan, hasil survei KedaiKOPI memiliki persamaan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub.
Salah satunya, ia membenarkan, animo masyarakat untuk mudik saat Lebaran memang cukup besar pada tahun ini. Selain itu, ia menyoroti terkait kebijakan WFA yang ternyata diterima cukup baik oleh masyarakat.
"Ternyata sebagian besar masyarakat sudah memahami masalah kebijakan WFA ini, dan lebih dari itu mereka juga memahami mengapa kebijakan WFA ini dikeluarkan," kata Budi.
Lembaga Survei KedaiKOPI merilis hasil Survei Persiapan Mudik 2025, yang dilakukan pada 5-13 Maret 2025 terhadap 1.130 responden di seluruh Indonesia dengan metode online-Computer Assisted Self Interview (CASI). Hasil survei ini mengungkapkan, 85 % responden berencana untuk mudik pada Lebaran tahun ini.
Ibnu Dwi Cahyo menyatakan, temuan survei mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat untuk kembali ke kampung halaman pasca-pandemi.
“Mudik Lebaran masih menjadi tradisi yang sangat kuat di Indonesia, terutama untuk menjaga hubungan keluarga. 74,3% pemudik menyatakan mereka rutin mudik setiap tahun, dengan motivasi utama adalah berkumpul bersama keluarga,” ujar Ibnu.
Puncak Arus Mudik
Dari pola arus mudik, survei memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada H-7 Lebaran, sedangkan arus balik diprediksi memuncak pada H+7. Sebagian besar pemudik memilih berangkat sebelum 7 April 2025—diperkirakan sebagai H-7 Lebaran terutama mereka yang menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta api.
Dari segi moda transportasi, 54,5% pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi, dengan sepeda motor sebagai moda transportasi terbanyak (55,2%). Fleksibilitas dan efisiensi biaya menjadi alasan utama penggunaan kendaraan pribadi. Sementara itu, 47,7% pemudik menggunakan transportasi umum, dengan bus (57%) dan kereta api (44,1%) sebagai pilihan utama.
Bagi pemudik dari Jabodetabek, survei menunjukkan, mayoritas pemudik akan menuju Yogyakarta, Surakarta, dan Bandung sebagai tujuan utama, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Namun, menariknya, 4,4% pemudik justru menjadikan Jabodetabek sebagai tujuan, kemungkinan karena perpindahan tempat tinggal atau keluarga yang kini menetap di wilayah tersebut.
Dengan tingginya angka pemudik tahun ini, Ibnu Dwi Cahyo menekankan pentingnya perencanaan matang, terutama dalam hal keamanan perjalanan, kesiapan infrastruktur, dan manajemen arus lalu lintas.
“Pemerintah perlu memastikan bahwa transportasi umum dan jalan raya dalam kondisi optimal agar dapat mengakomodasi pergerakan jutaan pemudik,” ujar Ibnu.
Sementara itu, Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio berharap, hasil survei ini bisa memberikan masukan baik kepada pemerintah mau pun masyarakat terkait dengan pelaksanaan mudik Lebaran 2025.
"Tujuannya survei ini tentu saja untuk memberikan masukan-masukan bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan seputar mudik dan kemudian mudah-mudahan ini juga bisa memberikan insight kepada warga masyarakat yang ingin melakukan mudik," ujar Hendri Satrio.