05 Mei 2023
14:50 WIB
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menguraikan sulit bebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di Myanmar. Meskipun, wilayah penyekapan puluhan WNI tersebut sudah diketahui, yakni di Myawaddy.
Retno sampaikan, Myawaddy berjarak 415 kilometer (km) dari Ibu Kota Myanmar, Yangon. Sejauh 500 km dari Bangkok, Thailand. Berjarak 567 km dari Naypidaw, Myanmar dan 11 km dari Mae Sot, Thailand yang merupakan wilayah perbatasan Myanmar-Thailand.
Myawaddy ini merupakan wilayah di mana otoritas pusat Naypydaw tidak memiliki kontrol secara penuh.
"Jadi bisa dibayangkan tantangan yang dihadapi," urai Retno saat konferensi pers, di Gedung Kemenlu, Jakarta, Jumat (5/5).
Meski begitu, dia mengatakan, pemerintah memberikan perhatian besar dan sedang terus berusaha memberikan pelindungan terhadap WNI yang menjadi korban perdagangan manusia yang dipekerjakan di online scams di Myawaddy.
"Saat ini pemerintah terus melakukan komunikasi, baik dengan otoritas di Naypydaw, otoritas di Thailand, otoritas lokal di Myawaddy, dan juga dengan organisasi lain seperti IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) dan Regional Support Office dari Bali Process yang ada di Bangkok," ungkap dia.
Retno melanjutkan, komunikasi dengan berbagai pihak itu tujuannya untuk memberikan pelindungan kepada WNI. Kemudian, dapat mengeluarkan WNI dari wilayah tersebut dengan selamat.
Sebanyak 20 WNI ini terkena modus janji pekerjaan di Myanmar. Mereka kini disekap, disiksa, diperbudak, dan terancam diperjualbelikan di Myanmar.
Para WNI itu disebut dipaksa bekerja sebagai scammer. Proses mereka direkrut dilakukan secara online.