24 Juli 2024
10:33 WIB
Status WNA Filipina Pembuat Narkoba Jenis Baru di Bali
WNA Filipina membuat narkoba jenis Dimethyltryptamine (DMT) mengaku dibayar oleh WNA asal Yordania yang kini buron.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi narkoba jenis Metamfetamina. Shutterstock/Kaesler Media.
DENPASAR - Kantor Imigrasi (Kanim) Denpasar, Bali mengungkapkan, dua dari tiga warga negara asing (WNA) asal Filipina yang terlibat dalam produksi narkoba jenis baru di Indonesia yakni Dimethyltryptamine (DMT), mengantongi izin tinggal terbatas (Itas).
"Izin tinggal terbatas mereka masih berlaku sampai 2026. Seorang lainnya menggunakan izin tinggal kunjungan," kata Kepala Imigrasi Denpasar Ridha Sah Putra di Denpasar, Rabu (24/7) seperti dikutip dari Antara.
Dia menyebutkan ketiga WNA Filipina itu adalah laki-laki berinisial DAS (28) PMS yakni ibu dari DAS dan DOS adik perempuan DAS.
DAS kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan dua orang lainnya masih berstatus saksi.
Berdasarkan keterangan DAS, aktivitas laboratorium narkoba itu diinisiasi dan didanai oleh seorang pria WNA asal Yordania berinisial AMI yang hingga kini masih buron.
Terkait tindakan keimigrasian, Kanim Denpasar, lanjut Ridha, menunggu proses hukum DAS selesai. Selanjutnya, baru dapat melakukan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi sesuai rekomendasi dari aparat penegak hukum.
Ridha menjelaskan, Itas itu pilihan durasinya bervariasi mulai dari 30 hari, satu tahun hingga dua tahun. Itas dapat diberikan kepada orang asing, di antaranya WNA yang masuk Indonesia menggunakan visa tinggal terbatas.
Selain itu, kata dia, WNA kawin sah dengan WNI, anak yang lahir di Indonesia saat ayah dan atau ibunya pemegang izin tinggal terbatas hingga orang asing yang diberikan alih status dari izin tinggal kunjungan.
Sebelumnya, terungkap laboratorium narkoba itu bermula saat tim gabungan melakukan penyelidikan pada Kamis (18/7), sekitar pukul 15.45 WITa.
BNN melakukan penggeledahan terhadap sebuah vila yang berada di kawasan Desa Keliki Kawan, Payangan Kabupaten Gianyar, Bali, yang digunakan sebagai laboratorium narkotika.
Dari penggeledahan itu, petugas menemukan sebuah tenda terbuat dari terpal yang terletak di depan vila dengan kondisi jalan yang terjal.
Di dalam tenda ditemukan bahan-bahan kimia beserta peralatan laboratorium, seperti gelas ukur, beaker glass, magnetic stirer, dan peralatan lainnya.
Selain itu, di bagian dapur vila tersebut, Tim menemukan sebuah toples dan sebuah wadah plastik berisi cairan bening yang disimpan di dalam kulkas.
Setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratorium, cairan tersebut mengandung narkotika jenis DMT.
Pada Minggu (21/7), sekira pukul 16.00 WITa, Tim BNN kemudian melakukan pengembangan dengan menggeledah sebuah rumah di kawasan Raya Bunutan, Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, yang diduga merupakan tempat tinggal tersangka AMI.
Ketika dilakukan penggeledahan, AMI tidak berada di rumah yang disewanya sejak 2023 tersebut dan AMI diperkirakan sedang berada di luar negeri.
Dalam penggeledahan yang dilakukan di rumah tersebut, petugas menemukan barang bukti berupa bahan-bahan kimia dan beberapa alat yang diduga digunakan untuk membuat narkotika jenis DMT.