c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

17 Oktober 2023

12:22 WIB

Spanyol Minta Israel Diseret Ke ICC Atas Kejahatan Perang

Menteri mendesak berbagai pihak untuk mengecam Israel di ICC serta menyesalkan "genosida yang sudah direncanakan.

Spanyol Minta Israel Diseret Ke ICC Atas Kejahatan Perang
Spanyol Minta Israel Diseret Ke ICC Atas Kejahatan Perang
Pengunjuk rasa dari Forum Umat Islam Semarang (FUIS) menggelar aksi solidaritas bela rakyat Palestina di depan Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/10/2023). Antara/Makna Zaezar

ANKARA - Penjabat Menteri Hak Sosial Spanyol Ione Belarra, menyarankan agar Israel dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) atas "kejahatan perang", demikian dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu.

Belarra pun membagikan sebuah video berisi tuduhan Uni Eropa dan Amerika Serikat "terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan Israel," tulis surat kabar Spanyol, El Mundo, Minggu (15/10). Karena itulah, Sang Menteri mendesak berbagai pihak untuk mengecam  Israel di ICC serta menyesalkan "genosida yang sudah direncanakan" di Jalur Gaza saat ini.

Sepuluh hari setelah konflik dengan kelompok Palestina Hamas mulai pecah, Israel terus melancarkan pengeboman dan memblokade Jalur Gaza. Lebih dari satu juta orang di Gaza -hampir setengah dari total penduduk- terusir dari wilayah itu.

Gaza sedang mengalami krisis kemanusiaan yang parah. Tidak ada listrik di wilayah itu. Makanan, bahan bakar, pasokan obat-obatan juga sudah mulai habis.

Sementara itu, banyak warga sipil terpaksa mengungsi ke Gaza bagian selatan setelah Israel mengeluarkan peringatan agar daerah-daerah di bagian utara dikosongkan dari warga.

Seperti diketahui, pertempuran pecah ketika Hamas pada 7 Oktober meluncurkan Operasi Banjir Al Aqsa, yang merupakan serangan mendadak di segala lini terhadap Israel. Serangan Hamas itu dilancarkan melalui rangkaian tembakan roket dan penyusupan para personelnya ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyatakan, operasi itu dilaksanakan sebagai balasan atas serbuan terhadap Masjid Al Aqsa dan kekerasan oleh kalangan pemukim yang terus meningkat.
 
Israel kemudian meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza. Jumlah warga Palestina yang tewas dalam rentetan serangan Israel di Gaza betambah menjadi 2.750 orang, termasuk 750 anak. Di pihak Israel, sudah 1.300 orang tewas.  

Hukuman Kolektif
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Minggu (15/10), tindakan Israel di Gaza telah berubah menjadi “hukuman kolektif,” menurut media massa. 

Kantor berita Turki, Anadolu, mengutip laporan Cairo News Channel (CNC), yang menyebutkan, al-Sisi bertemu dengan Blinken di Kairo, ibu kota Mesir ketika menlu AS itu melakukan kunjungan ke Mesir.

Kunjungan Blinken ke Mesir itu merupakan bagian dari lawatannya di Timur Tengah untuk menegaskan kembali dukungan Washington bagi Israel yang sedang berperang dengan kelompok Palestina Hamas. Dalam pertemuan dengan Blinken, al-Sisi mengatakan, “Respons Israel telah melampaui prinsip membela diri menjadi hukuman kolektif terhadap Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta warga Palestina,” ujarnya. 

Dia juga menekankan, tak adanya solusi terhadap masalah Palestina telah meningkatkan kemarahan. Al-Sisi menambahkan, menunda masalah Palestina akan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina dan memakan lebih banyak korban.

Blinken melakukan lawatan ke negara-negara Timur Tengah untuk mengunjungi Israel, Yordania, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir pada 11-15 Oktober.
 
Rangkaian lawatannya itu ditujukan untuk bertemu dengan para pejabat negara-negara itu dalam rangka membahas upaya agar konflik Israel-Palestina tidak meluas. Namun, sejauh ini, Israel sendiri dilaporkan saat ini sedang bersiap untuk melancarkan serangan darat di Gaza.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar