c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

02 Juli 2024

16:25 WIB

Sebanyak 5,8 Juta Bayi Alami Masalah Gizi

Kemenko PMK memastikan, progres pengukuran intervensi serentak pencegahan stunting, yang dilakukan pada kurang lebih 300 ribu posyandu, telah mencapai 95,15% per 1 Juli 2024

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Sebanyak 5,8 Juta Bayi Alami Masalah Gizi</p>
<p>Sebanyak 5,8 Juta Bayi Alami Masalah Gizi</p>

Foto pengukuran intervensi serentak pencegahan stunting. AntaraFoto/Arif Firmansyah

JAKARTA - Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang mengungkapkan, pengukuran intervensi serentak pencegahan stunting telah mencapai 95,15%. 

Budiono menjelaskan, dari hasil pengukuran dan intervensi serentak per tanggal 1 Juli 2024, pukul 09.10 WIB, didapati 36,10% atau 5.839.101 balita yang mengalami masalah gizi. Ditemukan juga ada 3,6% atau 220.275 balita bermasalah yang telah dilakukan intervensi.

Dia menyebutkan, pengukuran telah dilakukan di seluruh wilayah pada lebih dari 300 ribu posyandu. Sampai saat ini, sudah ada 16,1 juta balita yang diukur dari 17 juta balita sasaran.

“Progres terakhir pengukuran sudah mencapai 95,15%, artinya tinggal sedikit lagi bayi yang kami ukur agar bisa segera masuk ke proses intervensi stunting,” ujar Budiono dalam keterangan yang diterima, Selasa (2/7).

Terkait dengan alat yang digunakan untuk pengukuran, hanya 45,25% atau 136,203 antropometri yang telah terstandar, serta ada 111.936 antropometri telah terkalibrasi. Sementara itu, hanya 517.592 kader posyandu yang terverifikasi terampil dalam menggunakan alat antropometri.

“Untuk daerah yang belum melakukan input data karena mendapat masalah gangguan server masih ada waktu satu minggu, karena memang harus menunggu server dapat diakses kembali,” ujar Budiono.

Budiono mengatakan, pemerintah telah melakukan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting pada Juni 2024. Pengukuran dan Intervensi pencegahan stunting ini dilakukan secara nasional di 38 Provinsi untuk mendapatkan data akurat by name by address, sehingga intervensi yang dilakukan lebih tepat sasaran. 

Namun, dalam proses pengukuran tersebut, pihaknya menemui jika masih banyak posyandu di daerah yang belum memiliki alat antropometri terstandar dan terkalibrasi, serta masih rendahnya jumlah kader yang terlatih dan memiliki pengetahuan yang mumpuni untuk pencegahan stunting.

Padahal, pengukuran dan intervensi serentak ini merupakan upaya kejar target mempercepat penurunan stunting di bawah 14% di tahun ini. 

Menurutnya, dengan upaya ini bisa mencegah stunting baru lebih maksimal dan mendapatkan data yang lebih baik.

“Kami berharap melalui upaya ini, angka stunting di Indonesia bisa benar-benar menurun di akhir 2024 ini,” ujar Budiono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar