c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

06 Juli 2022

20:07 WIB

Sebanyak 40% WNI Berpotensi Tak Produktif

Masalah terbesar yang dihadapi oleh penduduk Indonesia adalah kekerdilan pada anak (stunting) sebesar 24,4%.

Editor: Rikando Somba

Sebanyak 40% WNI Berpotensi Tak Produktif
Sebanyak 40% WNI Berpotensi Tak Produktif
Ilustrasi petugas kesehatan mengukur lingkaran kepala balita saat pelaksanaan vaksinasi pencegahan stunting. ANTARAFOTO/Akbar Tado

MEDAN- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Rabu (6/7) mengungkapkan, bahwa  40% lebih penduduk di Indonesia berpotensi tidak produktif untuk menjalankan setiap kegiatan dalam masyarakat. Ada banyak ancaman serius yang dapat mengganggu pembentukan generasi bangsa berkualitas unggul.

“Generasi kita yang kurang optimal itu sudah hampir 40% lebih sendiri. Makanya yang terbesarnya adalah stunting, sehingga ketika kita bisa menurunkan stunting, maka kita sudah mengurangi faktor-faktor pemberat untuk kualitas sumber daya manusia kita,” kata Hasto  di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Berdasarkan data yang dimiliki BKKBN, masalah terbesar yang dihadapi oleh penduduk Indonesia adalah kekerdilan pada anak (stunting) sebesar 24,4%, gangguan emosional mental (mental emotional disorder) 9,8%, kecanduan NAPZA dan narkotika sebanyak lima %, dan lainnya. 

Masalah selanjutnya adalah sejumlah provinsi mulai bertransisi mengalami penuaan penduduk atau ageing population. Yang memprihatinkan, 80% di antaranya tidak lulus sekolah di tingkat SMP.



“Penuaan penduduk akan hadir di tahun 2035, sudah cukup besar populasi orang-orang tua dan populasinya di tahun 2035, pada umumnya pendidikannya 80 persen tidak lulus SMP sehingga tidak produktif,” kata dia, dikutip dari Antara.

Ini diakuinya bisa menggagalkan bonus demografi di tahun 2045 karena penduduk belum sempat merasakan kesejahteraan.

Cegah Stunting  
Di kesempatan berbeda, ahli Gizi dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sandra Fikawati menilai mempromosikan konsumsi gizi seimbang melalui peningkatan konsumsi protein hewani pada anak sangat penting sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting.

Protein hewani memiliki asam amino esensial (AAE) yang lebih lengkap dan dapat mengoptimalkan tumbuh kembang seorang anak. Tubuh manusia membutuhkan sebanyak 20 jenis asam amino. Sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang harus didapatkan dari makanan.

Dia menyebutkan, pemberian protein hewani pada anak dinilai menjadi suatu hal serius dan penting untuk diperhatikan pada anak. Sebab, anak yang kekurangan protein hewani dapat terkena kekerdilan atau yang dikenal dengan stunting akibat kekurangan asupan gizi yang seimbang.

Segala upaya, baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta itu diharapkan dapat mencegah stunting di Indonesia. Pasalnya, pencegahan terhadap stunting laiknya berinvestasi untuk SDM yang lebih baik demi generasi emas Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar