c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

24 April 2023

14:33 WIB

Sebanyak 298 WNI Di Sudan Akan Dievakuasi Pada Tahap Kedua

Pada tahap I, 538 WNI WNI yang dievakuasi terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. Sebagian besar adalah mahasiswa, pekerja migran, karyawan Indofood, dan staf KBRI dan keluarganya

Sebanyak 298 WNI Di Sudan Akan Dievakuasi Pada Tahap Kedua
Sebanyak 298 WNI Di Sudan Akan Dievakuasi Pada Tahap Kedua
Ratusan WNI dievakuasi dari Sudan di tengah pertempuran militer, Senin (24/4/2023). Antara/KBRI Khartoum

JAKARTA - Sebanyak 298 warga negara Indonesia (WNI) di Sudan akan segera dievakuasi pada tahap kedua. Evakuasi tahap dua ini melanjutkan evakuasi tahap pertama 538 WNI yang sebelumnya dilakukan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya, Senin (24/4) mengatakan, sejatinya menurut rencana awal, seluruh WNI yang berada di Sudan akan dievakuasi dalam satu tahap, memanfaatkan gencatan senjata yang berlaku.

“Namun, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya, evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” tutur Retno dalam pernyataan pers secara daring, mengenai evakuasi WNI dari Sudan.

Para WNI itu, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan, terpaksa diberangkatkan pada tahap kedua evakuasi karena keterbatasan tersebut. 

Sebelum ini, pemerintah mengevakuasi 538 WNI dari Khartoum, lokasi utama pertempuran yang terus berlangsung antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
 
Retno mengatakan, proses evakuasi WNI dari Sudan tidak mudah karena dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung. Untuk itu, pemerintah berupaya menyiapkan rencana yang matang dengan memprioritaskan keselamatan para WNI.
 
“Saya terus mengikuti jam-per-jam proses evakuasi. Saya juga melaporkan proses evakuasi ini kepada Bapak Presiden (Joko Widodo),” kata Retno.
 
Dalam prosesnya, pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan otoritas di Sudan untuk memastikan jalur aman dan keamanan bagi WNI. Perwakilan RI di Jeddah, Arab Saudi--yang akan menjadi tempat singgah para WNI sebelum diterbangkan ke Indonesia--juga melakukan komunikasi dengan otoritas di Saudi untuk memastikan proses lanjutan berjalan lancar.
 
“Saya mengimbau setiap WNI yang masih berada di Sudan dan belum melaporkan diri, mohon agar segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum agar juga dapat dilakukan evakuasi pada tahap kedua,” kata Retno.

Rumah Persinggahan
Pada tahap I, WNI yang dievakuasi itu terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. Sebelum diberangkatkan ke Jeddah melalui jalur laut untuk kemudian dipulangkan ke Tanah Air, mereka dibawa dan tiba di Kota Port Sudan pada Senin pukul 01.00 dini hari waktu setempat.
 
WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood, dan staf KBRI beserta keluarganya.
 
Rombongan tersebut berangkat dari Khartoum pada Minggu (23/4) pukul 08.00 waktu setempat. Mereka disebutkan menempuh perjalanan selama 15 jam ke Port Sudan melalui kota Atbara, Damir, Mismar, dan Sawakin.  Terdapat sekitar 15 pos pemeriksaan sepanjang perjalanan.
 
“Saat ini, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut. Insya Allah persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan,” tutur Menlu Retno.

Pemerintah Indonesia disebutkan terus menjalin komunikasi dengan otoritas di Sudan untuk memastikan jalur aman dan keamanan bagi WNI. Dubes RI di Arab Saudi dan Konjen RI di Jeddah juga melakukan komunikasi dengan otoritas di Saudi untuk memastikan proses lanjutan berjalan lancar.
 
Lebih lanjut, Retno menjelaskan bahwa tim kecil perbantuan untuk evakuasi juga telah bergerak, baik dari Jakarta--yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu-- maupun tim perbantuan dari Riyadh dan Jeddah.
 
“Pagi ini, tim evakuasi juga akan berangkat menuju Jeddah dengan pesawat TNI Angkatan Udara yang terdiri dari Tim Pengamanan TNI, tim kesehatan dari Puskes TNI, dan personel Kemlu,” imbuhnya.

Terpisah, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk mengevakuasi WNI dari Sudan. “Koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa misi asing di Sudan dilakukan,” ujar Judha melalui pesan singkat, Senin.
 
Untuk diketahui, sejak 15 April, Sudan dilanda konflik bersenjata antara tentara nasional (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Pertempuran militer itu mengakibatkan sedikitnya 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, menurut data PBB per 21 April 2023.
 
Berdasarkan data KBRI Khartoum, saat ini tercatat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa. Menyikapi status keamanan Sudan yang siaga 1, tim perlindungan WNI KBRI Khartoum hingga 20 April 2023 telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke tempat perlindungan di KBRI.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan persiapan evakuasi WNI dari Sudan telah dikoordinasikan dengan lima perwakilan RI, yaitu yang berada di Khartoum (Sudan), Kairo (Mesir), Addis Ababa (Ethiopia), serta Riyadh dan Jeddah (Arab Saudi). Namun, ujar Retno, evakuasi hanya bisa dilakukan jika kedua pihak yang berkonflik menyetujui adanya jeda kemanusiaan.
 
Jeda tersebut bisa dimanfaatkan negara-negara lain untuk menyelamatkan warganya dari Sudan atau bagi komunitas internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Sudan.
 
Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi telah berhasil mengevakuasi warganya dari Sudan. Sementara itu, Spanyol, Korea Selatan, Kuwait, dan Mesir juga telah berkoordinasi untuk menyelamatkan warga negaranya dari zona konflik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar