c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

24 September 2025

10:57 WIB

Saat di Markas PBB, Prabowo Ungkap Maksud Giant Sea Wall Pesisir Utara Jawa

Prabowo sebut Giant Sea Wall akibat dampak perubahan iklim yang nyata dirasakan masyarakat pesisir utara Jawa.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Saat di Markas PBB, Prabowo Ungkap Maksud Giant Sea Wall Pesisir Utara Jawa</p>
<p>Saat di Markas PBB, Prabowo Ungkap Maksud Giant Sea Wall Pesisir Utara Jawa</p>

Warga berjalan di dekat tanggul laut di kawasan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu (5/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyatakan, pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall sepanjang 480 kilometer (km) untuk mengatasi ancaman kenaikan permukaan laut di Jakarta.

Saat pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (23/9) waktu setempat, Presiden ke-8 RI itu mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sudah merasakan dampak langsung perubahan iklim, khususnya ancaman kenaikan permukaan laut.

Permukaan laut di pantai utara Jakarta, kata Prabowo, meningkat lima sentimeter setiap tahun. Ia pun meminta hadirin dalam sidang itu untuk membayangkan apa yang terjadi pada Jakarta dalam 10-20 tahun ke depan dengan peningkatan itu.

“Untuk itu, kami terpaksa membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 km. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang,” tegas dia dipantau dari media sosial

Baca juga: Inisiatif Giant Sea Wall Untuk Melindungi Pesisir Jawa    

Prabowo menjelaskan, pembangunan tanggul laut raksasa dilakukan sebagai langkah nyata menghadapi perubahan iklim.

Ia menegaskan, Indonesia berkomitmen memenuhi kewajiban Perjanjian Paris 2015. Untuk itu, Indonesia menargetkan mencapai emisi nol bersih pada 2060.

“Kami yakin bisa mencapainya lebih cepat. Kami bertekad melakukan reforestasi lebih dari 12 juta hektare lahan yang terdegradasi, mengurangi degradasi hutan, dan memberdayakan masyarakat lokal dengan pekerjaan hijau berkualitas untuk masa depan,” papar Presiden.

Prabowo menyampaikan, Indonesia mengubah paradigma pembangunan yang tadinya melakukan pembangunan berbasis bahan bakar fosil menuju pembangunan berbasis energi terbarukan.

“Mulai tahun depan, sebagian besar kapasitas tambahan pembangkit listrik kami akan berasal dari energi terbarukan,” jelas Prabowo.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar