08 Mei 2024
08:10 WIB
Rumput Laut Penting Untuk Konservasi dan Ekonomi
Rumput laut punya beragam manfaat, mulai dari konservasi, ekonomi dan sebagai energi baru terbarukan.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi rumput laut. ANTARAFOTO/Jojon.
JAKARTA - Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) menyebutkan rumput laut, yang tergolong dalam makroalga benthik, mempunyai masa depan cerah sebagai komoditas penting bagi perekonomian dan pengelolaan kawasan di Indonesia.
Ketua YCKI Meizani Irmadhiany mengatakan pembudidayaan rumput laut perlu dilakukan secara berkelanjutan agar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat dan negara.
"Kondisi rumput laut di Indonesia sebagai salah satu komoditas yang potensinya cukup besar, tetapi memang masih banyak tantangan dari segi budidaya," ujar dia dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (7/6).
Indonesia menduduki posisi kedua sebagai produsen rumput laut terbesar dunia setelah China. Luas habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare (ha) dengan volume produksi hampir mencapai 10 juta ha setiap tahun.
Saat ini banyak pembudidaya masih menjual rumput laut dalam kondisi mentah, lalu nilai produk justru lebih banyak datang dari luar. Padahal komoditas tumbuhan laut ini dapat diolah tidak hanya menjadi bahan pangan, tetapi menjadi produk kosmetik, obat-obatan, hingga energi baru terbarukan.
Meizani mengatakan YKCI, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, beserta universitas di wilayah timur Indonesia terus melakukan berbagai penelitian jenis-jenis rumput laut yang bisa dikembangkan, cocok untuk dibudidayakan di Indonesia, dan lebih tahan terhadap perubahan iklim.
"Penelitian yang paling efektif adalah penelitian yang diaplikasikan kembali ke masyarakat, sehingga sifatnya nanti menjadi adaptif," ucap dia.
Upaya mendekatkan rantai pasok dari hulu ke hilir juga menjadi faktor penting agar bisa mendongkrak nilai tambah bagi komoditas rumput laut.
Menurut dia, Indonesia saat ini sedang berupaya mengarah ke sana agar produk rumput laut hasil budidaya tidak lagi dijual ke luar dalam bentuk bahan mentah, tetapi produk jadi.
"Indonesia juga sudah tahu dan benar-benar ingin rumput laut menjadi sesuatu program yang strategis ke depannya," kata Meizani.
Dalam World Water Forum Ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali, pada 18-25 Mei 2024, isu-isu seputar rumput laut akan menjadi salah satu pembicaraan penting.
Indonesia yang kali ini sebagai tuan rumah forum air internasional terbesar di dunia itu berencana meluncurkan pusat riset internasional rumput laut. Lembaga itu yang akan mendukung para periset asing maupun lokal dalam meneliti potensi pengembangan industri rumput laut.