20 Maret 2025
08:09 WIB
Risiko Penularan TBC di Lapas Lebih Tinggi
Risiko penularan TBC di lapas 10 kali lebih cepat karena faktor kepadatan penghuni.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi penjara. Shuttertsock/dok.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan seluruh tahapan skrining hingga pengobatan tuberkulosis (TBC) bagi warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas) berjalan optimal. Hal ini mengingat penularan TBC di lapas jauh lebih tinggi dibandingkan di lingkungan terbuka.
Dalam keterangan resmi, Rabu (19/3) malam, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono berkata, kementeriannya bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas), dan Kementerian Sosial (Kemensos) meninjau skrining TBC di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten.
“Kita hadir di sini untuk sebuah nilai kemanusiaan bahwa setiap hidup harus selalu diperhatikan, bahwa setiap harapan harus selalu diupayakan, termasuk dalam hal ini adalah upaya skrining kesehatan bagi ibu-ibu warga binaan,” ujar Dante.
Dia menjelaskan, dalam skrining ini sebanyak 218 warga binaan diidentifikasi untuk menemukan kasus TBC. Mereka yang terdiagnosis segera diberikan pengobatan, sedangkan mereka yang tidak terdiagnosis diberikan tindakan pencegahan.
Dia juga berkata, lapas adalah tempat di mana satu kamar diisi oleh banyak orang. Oleh karena itu, jika ada satu orang tertular TBC maka semua penghuni kamar harus diskrining.
Tak hanya skrining TBC, Dante menyebut para warga binaan juga mendapat pemeriksaan kesehatan gratis yang mencakup skrining merokok, status gizi, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, kesehatan jiwa, dan geriatri.
Mengingat sasaran adalah warga binaan perempuan, mereka juga mendapat skrining IVA test untuk deteksi kanker serviks, deteksi dini kanker payudara, dan tes cepat untuk HIV, Hepatitis B, serta Hepatitis C.
Sementara itu, Wakil Menteri Imipas, Silmi Karim berkata, kondisi overcrowding di lapas meningkatkan risiko penularan TBC hingga 10 kali lipat. Kondisi ini tidak hanya mengancam warga binaan, tapi juga petugas dan pengunjung.
“Dengan kapasitas seharusnya 140.000 orang, kini jumlah penghuni lapas mencapai 280.000. Ini membuat penularan penyakit sangat cepat," tandas Silmi.