c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

01 September 2022

17:10 WIB

Riset UI, Esports Pacu Daya Juang Siswa

Sekolah diminta akomodasi siswa untuk main gim e-sport. Orang tua tak lagi perlu khawatir anaknya main gim.

Editor: Leo Wisnu Susapto

Riset UI, Esports Pacu Daya Juang Siswa
Riset UI, Esports Pacu Daya Juang Siswa
Ilustrasi anak bermain gim daring atau game online. Shutterstock/anon_tae

JAKARTA – Tim Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) bersama MABAR.com pada siswa yang bermain gim. Riset tersebut menyimpulkan gim kompetitif seperti esports dapat melatih daya juang para siswa dibanding yang bermain gim kasual dan tidak bermain gim.

“Setidaknya ada empat aspek kognitif dan psikologis utama bagi siswa yang bermain gim,” ujar psikolog CAW Lab UI, Dyah T Indirasari, di Jakarta, Kamis (1/9).

Dia memaparkan, keunggulan siswa pemain gim kompetitif yakni pada aspek kontrol respons yang membuat orang lebih fokus. Kedua, akurasi jauh lebih tinggi. Ketiga, kemampuan regulasi emosi yang lebih baik. Terakhir, adalah kepribadian yang tidak impulsif dan tidak rentan stres.

Berdasarkan hal itu, menurut dia, para orang tua tak perlu khawatir lagi jika anaknya bermain gim. Karena, bermain gim kompetitif dapat membantu pelajar mengembangkan kepribadian. 

Bila ada dukungan dan wadah yang baik, bermain gim kompetitif bisa menjadi sarana aktualisasi diri. Sekaligus, membentuk identitas pelajar cerdas berkarakter, serta mendorongnya menjadi pelajar Pancasila.

Riset dilakukan dengan membandingkan tiga grup siswa yakni siswa  pemain kompetitif, siswa pemain gim kasual, dan siswa yang bukan pemain gim.

Dalam riset, ketiga grup mendapatkan tugas-tugas yang sama untuk mengukur kemampuan kognitif dan psikologisnya. Hasilnya, kecenderungan bahwa bermain gim kompetitif lebih baik daripada bermain gim kasual.

Ketua CAW Lab Fakultas Psikologi UI, Agnes Nauli SW Sianipar mengatakan, aspek-aspek tersebut merupakan bekal yang kuat dalam mengembangkan kepribadian yang baik bagi individu. Apalagi aspek kognitif seperti fungsi kontrol respons sebagai hal mendasar dalam berbagai proses belajar akademik, olahraga, dan musik.

“Terdapat sejumlah anggapan bahwa generasi muda saat ini merupakan generasi stroberi atau lembek. Kami menemukan bahwa e-sports justru dapat meningkatkan grit pelajar,” kata Agnes.

Dalam psikologi, kata dia, daya juang dapat ditingkatkan bila seseorang memiliki tujuan, minat terkait tujuan tersebut, dan usaha yang kuat. Ketiga aspek tersebut terdapat di e-sports. Hasil riset juga menunjukkan bahwa gim dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi melalui e-sports

Dari hasil penelitian juga didapati bahwa pemain gim kompetitif menggunakan e-sports sebagai wadah aktualisasi diri dan pembentukan identitas.

Kekhawatiran Orang Tua
CEO dan Co-Founder MABAR.com, Aziz Hasibuan, menilai wadah e-sports dapat menjawab kekhawatiran orang tua maupun guru terkait dampak bermain gim. Sebab, ada sejumlah perbedaan mendasar dari bermain gim secara kompetitif dan kasual.

Pada gim kompetitif atau e-sports, sebuah tim siswa perlu bekerja sama, menjalankan strategi, mengasah akurasi, sementara untuk pemain kasual aspek tersebut kurang terasa.

“Dari hasil riset ini, kami merekomendasikan agar sekolah melakukan intervensi pada minat bermain gim siswa dengan memfasilitasi dan menjadikan sekolah sebagai E-sports Development Center untuk Student Athlete. Dengan demikian, siswa bisa memahami bagaimana mengarahkan hobinya bermain gim untuk mengembangkan karakternya, bukan sekadar kebutuhan hiburan,” kata Aziz.

Hal tersebut juga didorong oleh tingginya minat pelajar terhadap gim e-sport. 

Aziz menjelaskan platform MABAR.com dalam waktu kurang dari tiga bulan saja telah memiliki lebih dari 10.000 pengguna dari 1.000 tim e-sports yang berasal dari 800 sekolah di 16 provinsi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar