c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

11 September 2023

14:06 WIB

RI Negara Ke-2 Paling Boros Makanan

Boros makanan dan pejabat daerah harus kreatif kampanye boros makanan dan belanja bijak.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

RI Negara Ke-2 Paling Boros Makanan
RI Negara Ke-2 Paling Boros Makanan
Seseorang membuang sisa makanan ke tempat sampah. Shutterstock/nito

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, Indonesia merupakan menempati peringkat ke-2 negara paling boros makanan di dunia. Untuk itu, kampanye setop boros pangan ini penting dilakukan.

Dia meminta pejabat di daerah bergerak untuk mengampanyekan stop boros pangan. Mengingat, banyak sekali makanan yang terbuang. Menurut dia, masyarakat makan berlebihan.

Salah satu daerah yang sudah membuat kampanye daerah setop boros pangan adalah Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kota Medan. Tito ingin berbagai daerah melakukan kampanye juga terkait setop boros pangan.

“Jadi kita harus bekerja bergerak bersama untuk menyampaikan kepada publik supaya makan membeli secukupnya,” jelasnya, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang digelar daring, Senin (11/9).

Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy mengimbau masyarakat untuk stop boros pangan dan menerapkan belanja bijak.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun data dunia, itu ada lebih kurang 30% makanan terbuang sia-sia setiap tahunnya. Hal ini cukup untuk memberikan makan penduduk Indonesia itu sekitar 61 sampai 123 juta orang penduduk Indonesia,” terang Edhy.

Maka dari itu, Edhy meminta kepada dinas yang menangani pangan di daerah untuk mulai menyosialisasikan kepada restoran, warung makan, masyarakat untuk tidak boros pangan.

Makanlah secukupnya, lanjut dia, sehingga bisa lebih mengefisienkan makanan yang ada. Jadi tidak banyak makanan terbuang sia-sia.

“Kemudian kami juga mengimbau masyarakat untuk melakukan belanja bijak. Hal ini penting untuk kurangi food loss and waste, sangat penting untuk stabilisasi harga, dan toleransi untuk yang membutuhkan,” pungkas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar