c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

08 Juni 2021

14:56 WIB

Rekonstruksi Pascagempa Mesti Perhatikan Jalur Sesar

Jalur sesar di Sulawesi Barat miliki sifat merusak

Penulis: Seruni Rara Jingga

Editor: Leo Wisnu Susapto

Rekonstruksi Pascagempa Mesti Perhatikan Jalur Sesar
Rekonstruksi Pascagempa Mesti Perhatikan Jalur Sesar
Gedung rusak sesaat setelah gempa di Sulawesi Barat awal 2021. ANTARAFOTO / Akbar Tado

JAKARTA – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan, terdapat jalur sesar aktif yang melalui Kota Mamuju, Sulawesi Barat.

Sesar aktif tersebut memiliki karakteristik merusak apabila terjadi gempa. Sehingga, berbahaya jika ada infrastruktur yang dibangun di sekitar jalur sesar tersebut.

Oleh sebab itu, pemerintah setempat perlu mempertimbangkan adanya jalur sesar aktif tersebut dalam proses pembangunan kembali daerah pascagempa bumi M 5,9 di Sulawesi Barat.

"Kajian yang kami sampaikan di sini mengindikasikan adanya sesar aktif di Kota Mamuju. Oleh karenanya proses rekonstruksi dan rehabilitasi untuk Kota Mamuju haruslah memperhatikan adanya indikasi sesar aktif ini," kata Hammam dalam Media Gathering: Teknologi Deteksi Tsunami Berbasis Kabel Serat Optik dan Akustik Tomografi, Selasa (8/6).

Hammam mengatakan, pembangunan kembali daerah pascagempa bumi harus mempertimbangkan adanya indikasi sesar aktif ini. Jadi diharapkan, pembangunan kembali daerah pascagempa dapat lebih baik dengan mengedepankan seluruh aspek keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dalam membangun ketangguhan terhadap bencana.

"Sehingga kita build back better atau membangun kembali dengan lebih baik," lanjut dia.

Lebih lanjut, Hammam juga menyampaikan bahwa tidak ada hubungan yang erat dan langsung, antara kondisi fisik pantai dengan kejadian gempa bumi Mamuju yang berdampak pada timbulnya kerusakan fisik bangunan.

Hal ini berdasarkan kajian observasi pesisir yang dilakukan oleh BPPT pada Februari 2021 lalu.

Menurutnya, temuan kerusakan fisik yang dijumpai di pesisir lebih dikarenakan lemahnya struktur bangunan terhadap gempa. Tindakan pengurangan risiko wilayah pesisir lebih diarahkan untuk menanggulangi bahaya tsunami.

"Hal yang positif di sini, bahwa asesmen ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan tindakan mendesak dalam meningkatkan ketangguhan bencana," kata Hammam.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar