27 Juni 2023
11:34 WIB
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Menjelang puncak haji, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan alat medis dan 60 koli obat untuk jemaah haji. Keduanya akan digunakan untuk layanan kesehatan selama rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Untuk poskes (pos kesehatan) Arafah tetap kami siapkan paket obat lengkap 171 jenis obat. Paling banyak berupa cairan," ujar Koordinator Obat dan Perbekalan Kesehatan (Perbekkes), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan, Breni Setyoko, melalui keterangan resmi, Senin (26/6).
Sementara untuk poskes Mina, Breni melanjutkan, paket obat terdiri dari 194 jenis obat. Paket obat ini digunakan untuk menunjang kesehatan jemaah selama prosesi lempar jumrah. Adapun kebutuhan obat di Mina lebih besar karena durasi pelayanan kesehatan lebih lama.
Selain paket obat dan alat kesehatan untuk poskes dan pos satelit, ada pula paket untuk Tenaga Kesehatan Haji (TKH) di kloter.
Paket ini terdiri dari antibiotik, obat hipertensi, obat diabetes melitus, obat batuk, obat flu, vitamin, anti nyeri, pereda demam, dan beberapa perbekalan kesehatan lainnya.
Seiring itu, sejumlah alat medis juga didistribusikan ke poskes Arafah dan Mina. Alat medis tersebut di antaranya kursi roda, EKG portabel, oksigen konstrator, glucometer, monitor vital sign, tensimeter, termometer manual dan digital, dan lainnya.
"H-1 kami harapkan sudah selesai dan siap untuk pelaksanaan wukuf pada 9 Zulhijah atau 27 Juni 2023,” ujar Pelaksana Poskes Arafah sekaligus Kasie Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara, Imron Cahyono, dalam keterangan yang sama.
Sebelumnya, PPIH Bidang Kesehatan juga telah mengadakan pertemuan dengan TKH pada 24-25 Juni 2023 Waktu Arab Saudi (WAS). Pertemuan ini membahas rencana operasional pelayanan kesehatan selama puncak haji di Armuzna.
Lewat pertemuan itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo berharap, TKH dapat melakukan mitigasi kesehatan di kloter masing-masing. Ditambah memberikan edukasi kesehatan kepada jemaah.
"Harapannya bisa meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan untuk jemaah haji,” tutur Liliek, seperti dikutip dari siaran pers yang berbeda.