15 November 2025
09:34 WIB
PUBG Jangkau 41.000 Siswa Nias Mulai 2026
Pemprov Sumut kucurkan Rp21,484 miliar per semester untuk PUBG 41.000 siswa SMA/SMK/SLB Negeri Nias mulai 2026.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi Pendidikan. Shutterstock/hxdbzxy.
MEDAN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut) menyatakan, sebanyak 41.000 siswa SMA/SMK/SLB Negeri di Kepulauan Nias bakal menikmati sekolah gratis mulai 2026.
"Kepulauan Nias jadi wilayah pertama penerima manfaat PUBG (Program Unggulan Bersekolah Gratis) yang diterapkan pada tahun ajaran 2026/2027," ucap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut Alexander Sinulingga di Kota Medan, Jumat (14/11).
Alexander menjelaskan PUBG ini merupakan bagian dari Program Terbaik Hasil Cepat (PHTC) Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution. PHTC memastikan seluruh anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan menengah SMA/SMK/SLB Negeri tanpa dipungut Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Data Disdik Sumut menyebut lima kabupaten/kota di Kepulauan Nias ada 41.876 siswa yang bakal menerima manfaat sekolah gratis dengan alokasi anggaran Rp21,484 miliar per semester.
"PUBG hadir untuk menghapus pengutipan biaya pendidikan yang masih terjadi di SMA/SMK. Kita ingin semua pelajar mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih adil," ungkap Alexander dikutip dari Antara.
Disdik Sumut menyebutkan kajian konsultan terhadap skema penerapan PUBG saat ini telah mencapai 75% dan melibatkan survei pada 539 sekolah di wilayah Sumut.
"Kajian ini ditargetkan akan rampung pada akhir Desember 2025 dan disusul penyusunan juknis (petunjuk tenis) serta kurikulum," kata dia.
Menurut dia, PUBG ini akan dilanjutkan ke zona lainnya di wilayah Sumut bertahap dengan rincian anggaran per semester, yakni pantai barat Rp23,461 miliar, dataran tinggi Rp58,712 miliar, dan pantai timur Rp98,763 miliar.
"Seluruh siswa SMA/SMK/SLB Negeri di Sumut ditargetkan bebas pungutan biaya pendidikan pada 2029 nanti," jelas Alexander.
Selain itu Disdik Sumut juga tengah menyiapkan program digitalisasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mulai dari literasi digital hingga penerapan kurikulum coding, dan kecerdasan buatan (AI).
"Digitalisasi adalah kunci transformasi pendidikan. Kita ingin anak-anak Sumut siap menghadapi tantangan masa depan," sebut Alexander.